Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, September 15, 2016

MARIA, IBU YANG BAHAGIA DALAM DERITA ! (Peringatan Bunda Maria Berdukacita)



Ketika bermeditasi tentang panggilan Bunda Maria menjadi ibu Yesus serta perannya dalam karya penyelamatan puteranya, saya secara pribadi berkesimpulan bahwa ibu Maria adalah seorang ibu paling berbahagia di antara semua perempuan tetapi sekaligus juga yang paling menderita! Karena itu saya beri judul renungan ini: Maria, ibu yang bahagia dalam derita! Ia bahagia karena satu-satunya gadis yang dipersiapkan Tuhan untuk menjadi bunda Yesus, Anak Allah. Ia tanpa noda dosa dan mendapat gelar sebagai Hawa baru menggantikan Hawa lama yang ternoda oleh dosa di taman Firdaus. Akan tetapi meskipun tanda noda dan sangat berbahagia atas rahmat istimewa itu namun justru ia adalah seorang ibu yang paling menderita, ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri penderitaan puteranya hingga wafat di kayu salib.

Ketika kemarin kita diajak memeringati pesta salib suci, hari ini kita diajak untuk memperingati pesta Bunda yang berdukacita. Injil hari ini menceritakan Maria yang menderita berdiri di bawah kaki salib tanpa bisa berbuat apa-apa untuk menolong puteranya. Ia hanya diam membisu dan dalam hati selalu berkata: jadilah kehendak-Mu Tuhan. Sebuah kalimat yang bagus yang diucapkannya ketika menjawab berita yang disampaikan malaikat Gabriel saat ia dipilih menjadi ibu Yesus. Dalam kalimat ini terkandung kwalitas iman Maria yang melampaui iman siapa saja yang dipanggil Tuhan baik dalam perjanjian lama maupun baru. Iman Maria melampaui iman semua orang saleh di negeri Israel. Dengan kwalitas iman yang sama itu pula ia bertahan menyaksikan derita puteranya. Namun sebelum puteranya wafat Bunda Maria diberi penghiburan yang luar biasa yaitu Yesus menyerahkan Yohanes, yang mewakili para rasul kepada bunda Maria dan sebaliknya Maria diserahkan kepada Yohanes, menggantikan diri Yesus yang tersalib. Ajang serah terima yang tidak lazim ini, dibuat pada Yesus puteranya berada dalam keadaan sangat menderita. Tetapi justru saat itulah Yesus dan Maria mengalami kebahagiaan puncak: ibu menerima seorang anak baru, Yohanes, yang mewakili para rasul dan semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan para murid Yesus memiliki seorang ibu baru, yakni ibunya sendiri menjadi ibu sekalian orang yang beriman kepadanya (bdk Yoh 19:25-27). Betapa kita semua boleh merasa berbahagia karena mulai saat penyerahan itu kita berada dalam perlindungan, pemeliharaan dan perhatian Bunda Yesus, bunda Tuhan, bunda Ilahi.

Penderitaan Yesus dipuji oleh penulis Kitab Ibrani sebagai contoh ketaatan seorang anak manusia pada kehendak Bapa-Nya dan dengan demikian Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya (Ibr 5:7-9). Ketaatan Yesus dan tentu juga Maria, ibunya, menjadi sumber keselamatan bagi segenap manusia yang percaya. Tanpa peran Maria, Yesus tidak bisa mewujudkan misi keselamatan-Nya bagi umat manusia, tetapi tanpa ketaatan Yesus mustahil iman Maria menjadi patron bagi iman segenap umat Allah. Maria bahagia karena Yesus tetapi Maria juga menderita karena Yesus. Penderitaan Yesus mencapai kesempurnaan-Nya di salib dan penderitaan Maria juga mencapai kesempurnaan ketika menyaksikan dan merasakan penderitaan puteranya di kayu salib. Penderitaan Yesus melengkapi penderitaan Maria ibunya.

O Mater Dei et Mater dolorosa, kami bersyukur karena penderitaan puteramu telah menjadi pokok keselamatan bagi hidup kami dan juga boleh menghantar kami dalam mencapai kesempurnaan sejati, bersatu dengan-Nya dalam kerajaan yang kekal. Amin  





Adhitz Ads