Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, September 05, 2016

BUANG RAGI LAMA !


Suatu ketika tanpa memperhatikan catatan kedaluarsa ibu Leni membeli sebuah kotak fermipan (berisi ragi) guna membuat roti pesanan tetangga. Saking mepetnya waktu pesanan ia buru-buru membelinya. Setibanya di rumah ia langsung mengambil terigu dengan ukuran yang pas untuk pesanan itu. Sambil bernyanyi kecil ia membuat adonan dengan penuh semangat. Setelah semuanya selesai ia menutupnya, membiarkan ragi bekerja kurang lebih dua jam sebelum ia memasukkannya ke dalam pan-nya. Sesudah 2 jam ia kembali bernyanyi kecil, ia membuka adonannya. Betapa terkejutnya dia ketika melihat bahwa adonan roti itu tidak mengembang. Ia marah-marah lalu melihat tanggal kedaluarsa dari fermipan yang dibelinya. Ia terkejut karena ternyata fermipan itu sudah kedaluarsa setahun. Ia kembali ke kios yang menjual fermipan tersebut serta menuntut tuan kios mengganti fermipannya dengan yang baru. Semua fermipan yang ada di situ sudah kedaluarsa! Ibu Leni marah besar karena mereka menjual fermipan seperti itu.

Rupanya, ketika Paulus masih hidup bersama ayah ibunya di Tarsus, ia sering melihat bagaimana ibunya membuat adonan roti. Ia tahu cara membuat roti dan tahu juga bagaimana hasilnya kalau tepung terigu dicampur dengan ragi yang kedaluarsa. Lalu dalam suratnya kepada jemaat Korintus hari ini ia membuat analogi ragi yang lama sebagai hal-hal buruk yang bertentangan dengan kehendak Allah. Ragi lama yang yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu: percabulan, perselingkuhan, kesombongan. Kejahatan-kejahatan ini adalah racun yang merusak persekutuan hidup dengan Tuhan dan sesama manusia. Ia racun yang merusak kesucian hidup perkawinan. Racun ini membuat kehidupan rohani setiap orang tidak bertumbuh dan berkembang serta menghasilkan buah-buah  kebaikan. Karena itu Paulus menganjurkan supaya ragi yang lama itu (kejahatan-kejahatan) hendaknya dibuang (bdk 1 Kor 5:1-8).

Ragi lama yang meracuni kehidupan orang Farisi dan ahli Taurat adalah sikap tanpa kasih ketika menghadapi orang-orang kecil dan menderita. Contohnya: penerapan hukum Sabat yang keras tanpa peduli akan situasi konkrit yang mereka hadapi, misalnya menolong orang sakit seperti kisah Injil hari ini. Mereka marah dan mengeritik Yesus saat Yesus harus menolong menyembuhkan yang sakit, karena melanggar hukum Sabat. Ragi lama seperti ini mereka pupuk demi kuasa, bukan lagi demi cinta kasih. Yesus melawan mereka dan menunjukkan kuasa-Nya. Ia tetap menyembuhkan orang sakit itu (bdk Luk 6:6-11).. Ragi baru yang Ia ajarkan adalah ragi cinta kasih, bukan hukum yang kaku. Hukum yang kaku melanggar cinta kasih sama nilainya dengan kejahatan seksual yang disebut St. Paulus dalam bacaan pertama tadi.

Maraknya kejahatan pada zaman ini justru berhubungan dengan apa yang dikatakan Paulus dalam suratnya dan apa yang dihadapi Yesus dengan mental yang kaku pada orang Farisi dan ahli Taurat. Ragi lama itu membuat hidup rohani kita tidak berkembang dan tidak berbuah. Karena itu Santu Paulus mengajak kita dan berkata: “Anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran” (1 Kor 5:7b-8).

Adhitz Ads