Kejahatan ada di mana-mana di
sekitar kita. Entah bentuknya besar ataukah kecil, kejahatan siap menyergap
hati dan pikiran kita, ingin memasukkan hidup kita ke dalam pengaruh dan
genggamannya sebab ia siap menjatuhkan kita ke dalam jurang dosa dan
penderitaan. Kejahatan berlawanan dengan kehendak Tuhan, ia tidak suka yang
baik, yang benar, atau yang adil pun
yang jujur. Ia melawan yang kudus dan membenci kehadiran Allah. Bila manusia
dekat dengan Tuhannya ia berusaha menarik mereka sekuat-kuatnya, meracuni hati
dan pikiran manusia agar menjauhi dan memusuhi Tuhan dan semua orang yang baik.
St. Paulus menyebut kejahatan
yang meracuni hidup manusia ialah: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan,
pesta pora dan sebagainya. Ia mengingatkan kita dengan mengatakan bahwa:
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian
dalam Kerajaan Allah. Kini kejahatan terbesar yang berkembang di dunia ini
adalah: narkoba, pornografie dan kebencian. Kematian yang disebabkan oleh tiga
kejahatan ini semakin meningkat setiap tahun karena semakin banyak pelaku yang
masuk dalam jejaringnya. Jika tidak waspada, maka akan banyak keluarga manusia
hidup berantakan tanpa masa depan.
Nabi Amos mengatakannya dengan
cara lain bahkan dengan keras. Ia memakai kata CELAKALAH! "Celakalah orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang
yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa
yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang! Hai kamu,
yang menganggap jauh hari malapetaka, tetapi mendekatkan pemerintahan
kekerasan; yang berbaring di tempat tidur dari gading dan duduk berjuntai di
ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba dan anak-anak
lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun” (Am 6:1a. 4-7). Seruan
ini amat penting agar ditaati supaya kita hidup aman, terutama bisa merasakan
berkat-berkat Tuhan dan kuasa Allah yang menguatkan. Godaan kesenangan adalah
pintu masuk kepada kejahatan. Di saat senang orang sering lupa daratan, siapa
dia sebenarnya di hadapan Tuhan dan sesamanya.
Karena itulah maka St. Paulus
dalam suratnya kepada Timoteus memberi nasihat ini: “Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah
keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah
dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah
engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan
banyak saksi. Di hadapan Allah yang memberikan hidup kepada segala sesuatu dan
di hadapan Kristus Yesus yang telah mengikrarkan ikrar yang benar itu juga di
muka Pontius Pilatus, kuserukan kepadamu: Turutilah perintah ini, dengan tidak
bercacat dan tidak bercela, hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus
menyatakan diri-Nya” (bdk 1 Tim 6:11-14). Menurut Paulus kejahatan hanya
dapat dilawan – dibentengi dengan cara itu: hidup dan berdiri teguh dalam
lingkaran kebaikan Allah dan Roh Kudus akan bekerja menolong kita dengan kuasa
dari tempat tinggi.
Yesus dalam perumpamaannya
hari ini bercerita tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin. Cerita bertujuan
untuk mengingatkan kita supaya tidak lupa diri, tidak lupa Tuhan dan sesama
bila hidup kita baik, sukses dan mencapai kemakmuran. Sikap orang kaya itu
patut disayangkan. Walaupun Lazarus berbaring di gerbang masuk rumahnya dan
meminta belaskasihnya, ia tak peduli sedikit pun. Ia boleh berfoya-foya dengan
kekayaannya namun hatinya tertutup pada sesama yang menderita di hadapannya. Orang
kaya ini lebih mementingkan hidup yang sementara, akibatnya kehilangan hidup
kekal (bdk Luk 16:19-31) Sikap cuek atau
tidak peduli dari orang kaya tersebut dinamakan kesombongan. Kesombongan adalah
sebuah bentuk kejahatan yang menyakitkan hati sesama. Orang sombong dapat melukai
sesamanya bisa tanpa kata-kata melainkan dengan sikap tak peduli.