Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, September 07, 2016

DUNIA INI AKAN BERLALU !



Tak ada yang abadi atau tak ada yang kekal, sebab semuanya sementara. Sekuat apapun tenaga dan keinginan kita untuk mempertahankan segala sesuatu yang ada, sebelum dunia ini berlalu, semua yang ada pada kita yakni, tubuh dan perlengkapannya akan berlalu, semua yang menjadi milik kita, harta benda dengan segala kekayaan lainnya juga akan kita tinggalkan.

Menyadari hal ini Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus hari ini menyinggung tentang singkatnya waktu atau masa depan yang tersisa dari kehidupan saat itu sebab ia merasa seolah-olah dunia akan segera kiamat. Karena itu ia memberi nasihat: “Mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya....yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri; dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu” (1 Kor 7:25-31).

Atas dasar pandangan ini ia mengajak jemaat Korintus agar mengarahkan perhatian dan pikiran mereka bukan lagi kepada hal-hal duniawi ini melainkan kepada hal-hal surgawi yang menjadi tujuan utama hidup sesudah kematian. Mengapa ia merasa seolah-olah dunia seperti berada pada zaman akhir? Mungkin saja pada saat itu ia melihat jemaat Korintus terlalu tenggelam dalam perkara-perkara duniawi sampai melupakan perkara-perkara surgawi, yang membuat hidup mereka menjadi tidak seimbang.

Mengejar dan memiliki harta dunia secara berkelimpahan sampai mengabaikan cinta kasih kepada sesama adalah sebuah bentuk egoisme sempit yang patut dikoreksi dalam penghayatan iman kristiani. Yesus mengecam para pemilik kekayaan, yang selalu merasa kenyang dan tertawa tanpa peduli dengan kemiskinan sesama yang terdapat dalam lingkungan hidup mereka; tetapi memuji bahagia orang miskin, orang lapar dan menangis, orang yang dibenci demi Kerajaan Allah, sebab mereka akan memiliki segalanya yang mereka harapkan dari Tuhan dalam Kerajaan-Nya (Luk 6:20-26). Masuk dalam Kerajaan-Nya tidak ditentukan keadaan kaya miskin tetapi ditentukan oleh penghayatan iman akan Tuhan yang terwujud dalam sikap cinta kasih baik terhadap Allah sendiri maupun terhadap sesama.

Dunia ini akan berlalu dan semua yang dimiliki manusia pada akhirnya sia-sia atau tidak berguna. Memiliki banyak dari kekayaan yang diberikan Tuhan memang tidak salah, tetapi memiliki banyak tanpa peduli pada kemiskinan sesama adalah sebuah sikap yang perlu dikoreksi dan diperbaiki dalam hidup bersama.

Adhitz Ads