Menurut
iman Gereja Katolik, suatu beban batin yang dialami oleh setiap bayi yang baru
lahir ke dunia ini adalah beban dosa pusaka, warisan dosa Adam dan Hawa. Namun
ketika menerima pembaptisan beban dosa itu dihapus dan kita dikuduskan. Meski
demikian rahmat pengudusan itu dapat ternoda jika dalam perjalanan hidup
kristiani kita melakukan dosa-dosa pribadi, yang merusak hubungan dengan Tuhan
dan sesama. Paulus menyebut dosa pribadi itu misalnya: percabulan, menyembah
berhala, perselingkuhan, menipu, mencuri, mabuk, memfitnah, kikir. Guna mengatasi
keadaan ini Tuhan masih memberi kita jalan untuk memelihara rahmat pengudusan
itu yakni dengan bertobat dan menerima sakramen pengakuan dosa dan ekaristi
kudus. Semua yang percaya kepada Kristus, dipanggil, dipilih dan dikuduskan. Puji
Tuhan! (bdk 1 Kor 6:1-11). Ada banyak contoh dalam sejarah Gereja bagaimana
Tuhan bekerja menyelamatkan setiap orang yang hidup dalam dosa dengan
menganugerahkan rahmat pertobatan kepada mereka hingga mereka berbalik ke jalan
keselamatan dan kemudian menjadi teladan dalam hal pertobatan dan kekudusan.
Panggilan
para murid dalam kisah Injil Lukas hari ini (Luk 6:12-19) adalah panggilan
khusus kepada kekudusan untuk menguduskan sesama. Mereka dipanggil secara istimewa
menjadi rasul yang dipersiapkan Tuhan sendiri menjadi saksi mata tentang
pelayanan Yesus hingga wafat dan bangkit-Nya dari antara orang mati sampai
menerima pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Di saat menerima Roh Kudus
itu mereka semua dikuduskan dan diurapi menjadi saksi: mendirikan Gereja
Kristus yang masih tegak berdiri hingga saat ini. Pelayanan mereka adalah pelayanan
untuk menguduskan. Warisan pelayanan itu diteruskan oleh para penggantinya,
Paus, Uskup dan para imam.
Warisan
dalam Gereja Katolik ini adalah warisan yang berasal dari para rasul sendiri. Gereja
katolik yang kudus dan apostolik ini adalah Gereja Kristus yang asli, bukan
gereja yang didirikan atas dasar pembaharuan dan pemberontakan,melainkan Gereja
dari zaman para rasul yang terwujud nyata dalam hidup para jemaat perdana dan
tertulis dalam Kisah Para Rasul. Sejak saat itu kita semua yakin bahwa kita
yang dipanggil menjadi murid itu dipanggil untuk dikuduskan, disembuhkan dan
diselamatkan.
Bapa
Alo setiap hari didatangi temannya dari Gereja tetangga. Teman itu selalu
mengajak dia untuk menjadi anggota Gerejanya. Saking bosannya, pada suatu saat
bapa Alo berkata kepadanya: “Coba Anda jawab, mana Gereja yang paling pertama
lahir di dunia ini?” Karena teman itu tahu apa jawabannya, dia pulang tanpa
permisi.
Kita
bersyukur atas pilihan dan panggilan kepada kekudusan ini yang kita terima melalui Gereja Katolik.. Akan tetapi rahmat
pengudusan itu hendaknya tetap dipelihara melalui aksi pertobatan tiada
hentinya setiap hari. Tuhan mencintai dan siap mengubah orang yang rendah hati
dan mau bertobat!