Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, September 09, 2016

MEMENANGKAN SEBANYAK MUNGKIN ORANG !



Seorang pemain olahraga professional setiap hari hanya bercita-cita mau memenangkan sebanyak mungkin pertandingan supaya pada akhir musim ia dan klubnya bisa keluar sebagai pemenang. Seorang mahasiswa setiap hari belajar tiada henti agar pada setiap semester ia dapat meraih nilai yang maximal sehingga tanpa hambatan untuk menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi. Seorang petani setiap hari tiada hentinya menanam tanaman perdagangan di kebunnya agar pada suatu saat ia dapat memetik hasil berlimpah dan memperoleh banyak uang dari hasil penjualannya. Begitulah kira-kira seorang anak manusia bekerja dan berjuang guna mencapai prestasi yang tinggi dalam hidup dan karya mereka.

Namun apa yang diusahakan oleh mereka yang saya sebutkan di atas berbeda jauh dengan cita-cita dan perjuangan yang diusahakan oleh St. Paulus, ditinjau dari isi surat kepada jemaat Korintus hari ini. Dalam karya pewartaan Injil ia ingin bekerja bukan untuk meraih prestasi pribadi, mencari banyak uang dan keuntungan dari pekerjaannya tetapi ia ingin memenangkan sebanyak mungkin orang untuk menjadi pengikut Yesus Kristus. Dalam perjalanan mewartakan Injil, ia ingin merebut hati setiap pendengar agar percaya kepada Yesus Kristus dan dibaptis menjadi pengikut-Nya. Dalam semangatnya yang luar biasa ia mengatakan: “celakalah aku kalau aku tidak memberitakan Injil, sebab bagiku itu adalah suatu keharusan, supaya aku memenangakan sebanyak mungkin orang dan mendapat bagian di dalam kemenangan itu juga” (bdk 1 Kor 9:16-19.22b-27). Lebih jauh ia bersaksi: memberitakan Injil adalah sebuah tugas yang diterimanya dari Tuhan sendiri agar dengan itu ia membawa banyak orang kepada jalan keselamatan yang telah dirintis oleh Yesus sendiri sebagai pemimpin kepada kebenaran.

Setiap orang yang dipanggil untuk melaksanakan tugas ini dianggap sebagai guru yang mengajar para murid untuk mengenal, memahami kebenaran sehingga dapat menuntun orang lain ke jalan kebenaran itu. Kata Yesus: “tidak bisa seorang buta memimpin orang buta yang lain dalam perjalanan menuju tempat tertentu” (bdk Luk 6:39-42). Analogi ini Dia pakai pakai untuk mengatakan bahwa harus ada orang lain yang telah mengenal Dia dan kebenaran-Nya agar dapat diangkat menjadi guru bagi orang lain yang belum mengenal kebenaran itu. Paulus diangkat Tuhan menjadi guru karena ia telah memahami hukum Taurat dan pemenuhannya dalam perjanjian baru, di mana Yesus sendiri menjadi tokoh utamanya.

Atas alasan itulah dan didorong oleh Roh Yesus sendiri serta pengalaman perjumpaan pribadi dengan Yesus maka Paulus penuh semangat mewartakan Injil ke mana-mana sambil bersaksi tentang perjumpaannya dengan Tuhan. Ia bukan hanya menjadi pewarta tetapi ia adalah warta itu sendiri, sehingga ia sendiri merasakan: bukan aku lagi yang hidup melainkan Kristus yang hidup dalam aku.

Adhitz Ads