Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Selasa, September 27, 2016

MENGAPA OH MENGAPA ?

Di saat kita berada suasana sukacita mungkin tak ada pertanyaan berupa keluhan: mengapa oh mengapa? Tetapi di saat kita mengalami kesulitan, tantangan dan penderitaan, pertanyaan: mengapa oh mengapa?, mungkin tak pernah lepas dari pikiran dan hal ini sering membuat kita tidak bisa tidur, pusing, stress dan bisa jatuh sakit. Apalagi kalau penderitaan itu terjadi pada saat kita merasa diri “tak punya salah, baik dan benar”, sebab masih banyak di antara kita yang berpendapat bahwa “penderitaan itu disebabkan oleh dosa”. Pandangan ini justru masih sangat kuat berakar dalam keyakinan banyak orang di dunia ini.  Misalnya, dalam suatu kesempatan, seorang ibu berteriak dan menangis histeris, ketika anak laki-laki satu-satunya mendapat kecelakaan sepeda motor dan mati secara memgenaskan. Ia berteriak dan bertanya: apa salah kami Tuhan?...... mengapa nasib kami begini?....sambil mempersalahkan Tuhan....

Ayub orang saleh, baik dan taat pada perintah Allah. Tiba-tiba dalam sekejap mata hidupnya berubah total. Menurut cerita Kitab Ayub kemarin, dalam tempo hanya sehari ia kehilangan segala-galanya. Reaksi pertama ia mengatakan: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"(Ayb 1:21). Namun dalam bacaan hari ini reaksinya agak lain dan penuh dengan pertanyaan, mengapa? Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu? Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat bersama-sama raja-raja dan penasihat-penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya, atau bersama-sama pembesar-pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak. Atau mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang? (Ayb 3:11-16). Batin Ayub sangat terluka, ia merasa ada sesuatu yang tidak adil telah terjadi atas dirinya, namun ia tidak mempersalahkan Tuhan, ia hanya bisa mengeluh dan mengeluh dengan bertanya, mengapa? Ia sedih dan terluka, tetapi hanya sampai pada tingkatan bertanya: mengapa? Tak ada jawaban dari Tuhan.

Tuhan Yesus berkeliling dari kampung ke kampung. Dalam perjalanan menuju Yerusalem ia ingin mampir di sebuah desa orang Samaria, tetapi mereka menolak Dia. Para rasul marah dan ingin balas dendam, namun Yesus menegur mereka dan berkata: “Anak manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya” (bdk Luk 9:51-56). Jawaban Yesus ini mungkin menjadi jawaban umum dari pertanyaan Ayub, mengapa? Apapun tantangan dan penderitaan yang dialami manusia pasti bukan datang dari Tuhan, bukan pencobaan yang dikerjakan Tuhan. Tuhan hanya bekerja untuk menyelamatkan, bukan untuk mencoba atau menguji. Karena itu tak ada gunanya kita bertanya, mengapa kepada Tuhan? Tak ada alasan bagi Tuhan untuk mencobai manusia. Pada Tuhan hanya ada KASIH DAN KESELAMATAN ! Tuhan tak pernah merancang bencana dan penderitaan, tetapi hanya keselamatan.

Jika ada godaan kebimbangan terhadap rancangan Tuhan yang selalu mahabaik, mulai hari ini kita bertobat dan berkata: Tuhan hanya mengasihi manusia dan hanya mau menyelamatkannya!







Adhitz Ads