Apa
artinya menjadi tempat sampah bahkan dianggap sebagai sampah telah dirasakan
oleh hampir semua pelayan Tuhan: imam, biarawan/ti dalam pelayanan mereka di
tengah dunia ini. Dalam sakramen pengakuan dosa mereka harus mendengar dengan
sabar segala dosa yang diakui umat lalu memberi pengampunan dan penitensi,
tanpa pandang apakah dosanya berat atau ringan. Saat konseling mereka harus
setia mendengar dan menampung segala unek-unek hati umat dan berusaha memberi pandangannya,
yang kadang-kadang tidak diterima atau hasilnya nihil karena tidak adanya
semangat saling mengampuni di antara mereka yang bertikai atau bermasalah. Dalam
pelayanan sakramen lainnya kadang-kadang mereka dituntut untuk memenuhi semua
permintaan umat ketika mereka membutuhkan waktu untuk berdoa atau berekreasi. Jika
mereka ingin berbuat baik akan ada cap terlalu baik, jika agak keras sedikit
ada muncul cap keras sekali, kalau masih fokus untuk melayani yang satu aka
nada cap pandang muka atau hanya melayani orang tertentu saja. Benar kata
Yesus: kalau mau mengikuti Aku harus
memikul salib!
Paulus
dalam bacaan pertama hari ini mengungkapkan isi hatinya yang berbeban berat
dalam hubungan dengan pelayanan yang dilakukannya. “Menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat
yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati,
sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi
manusia. Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami
lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina. Sampai pada saat ini
kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, kami melakukan
pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami
dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah;
kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala
sesuatu, sampai pada saat ini” (bdk 1
Kor 6b-15). Paulus mengungkapkan apa yang dilihat dan dirasakan dari
pengalamannya sendiri ketika dia berkeliling untuk mewartakan sabda Tuhan. Ia
menyampaikan unek-unek hatinya ini agar orang Korintus tahu bahwa tugas yang
diembannya ini bukanlah tugas yang enteng, melainkan suatu beban berat yang
harus ditanggungnya demi keselamatan umat. Dia harus sabar menanggungnya demi
umat yang dilayaninya.
Yesus
dan murid-muridNya mengalami kritikan yang sama dari kaum Farisi dan para ahli
Taurat. Ketika mereka lapar dan ingin makan, mereka dituduh melanggar aturan hari
Sabat. Lain kali di tempat lain ketika mereka makan tanpa basuh tangan, mereka
dituduh melanggar hukum yang mewajibkan setiap orang harus membasuh tangan
sebelum makan. Setiap tindakan yang menurut pandangan-Nya benar dipersalahkan
atau setiap keritikan yang dirasa-Nya tepat dianggap menghujat Allah, dll. Mereka
mencari alasan untuk menangkap dan mendakwah Yesus. Bagi mereka perkataan dan
perbuatan Yesus adalah pelanggaran berat terhadap hukum Yahudi. Tidak heran
kalau hasil akhir dari pertentangan itu adalah hukuman salib bagi Sang Raja
agung ini. Yesus menjadi sampah dunia.
Mengikuti
Yesus dalam segala kebenaran-Nya berarti siap menjadi tempat sampah untuk
segala persoalan manusia yang dibawa kepadanya !