Dalam
pertandingan memperebutkan piala Copa America tahun 2016, antara Chile dan
Argentina, para pendukung Argentina amat berharap bahwa Argentina-lah yang akan
memenangkan pertandingan itu. Harapan itu terjadi tidak lain karena kesebelasan
Argentina memiliki pemain-pemain yang hebat, seperti Mesi dan Aguero, dll. Di klub
masing-masing di Eropa beberapa pemain ini menjadi andalan terutama Messi yang sudah
mendapatkan hadiah Ballon de Or kelima kalinya. Akan tetapi ketika adu penalti justru
Mesi yang gagal memasukkan bolanya dan akhirnya Argentina kalah. Akibat kekalahan
itu Mesi sangat malu, kecewa dan langsung menyatakan “mundur” untuk memperkuat
negaranya lagi. Ia merasa prestasinya di klub tidak pernah terwujud dalam
membawa negaranya menjadi juara di level internasional. Pada Copa America 2106
dia merasa dirinya mati dan tak berguna untuk negaranya.
Hai
pemuda, bangkitlah! Begitu seruan Yesus ketika melihat anak seorang janda dari
Nain, sudah terbujur kaku dalam petinya. Seruan itu menimbulkan mujizat yang
besar. Pemuda itu bangkit dan dihantar pulang ke rumah bersama ibunya. Semua orang
yang menyaksikan peristiwa itu amat heran dan mengatakan: seorang nabi besar
telah hadir di tengah-tengah kita! (bdk Luk 7:11-17). Kematian membuat segala
organ tubuh tidak berfungsi lagi, tubuh manusia disebut jenasah, tak ada
gunanya disimpan selain harus dikuburkan ke dalam tanah atau dikremasi. Kematian
adalah akhir kehidupan manusia. Namun kuasa Tuhan melampaui segala hal yang
sifatnya terbatas. Dia mencipta, Dia memelihara, Dia memberi makan, Dia juga
yang akan menyelesaikannya. Dia menghidupkan dan Dia juga yang mematikan.
Mengapa
Yesus menghidupkan kembali pemuda ini? Yesus ikut berbelaskasih melihat
kesedihan janda Nain yang tidak tega ditinggalkan anak tunggalnya. Yesus ingin
menyatakan kepada bangsa Israel bahwa Allah mendengar doa dan permohonan
umat-Nya. Dengan itu pula Yesus secara tidak langsung mau memberi kesaksian
tentang diri-Nya bahwa Dia datang dari Allah. Allah tidak mengenal kematian. Allah
tak terbatas dan hidup selama-lamanya.
Karena
iman akan Yesus Kristus, kita semua menjadi anggota tubuh Kristus, tanpa peduli
dari mana asal usul dan status serta jabatan kita di tengah masyarakat. Yang dibaptis
dalam Roh menjadi satu tubuh, yaitu tubuh Kristus. Sebagai anggota tubuh
Kristus kita semua mendapatkan karunia-karunia Roh yang bisa kita pakai dalam
pelayanan kita guna membangun jemaat Allah sesuai potensi kita masing-masing. Membangun
jemaat berarti kita berusaha membangun kehidupan bersama yang teguh dalam iman,
harap dan kasih kepada Tuhan, yang bisa mewujudkan kasih kepada sesama, yang
teguh mempertahankan persekutuan kita sebagai satu tubuh Kristus, yang berhasil
membebaskan diri dari semua cara hidup manusia lama, bebas dari hidup dalam
dosa, yang bisa bangkit dari kejatuhan dan kelemahan, dsb (bdk 1 Kor
12:12-14.27-31)
Ketika
Mesi menyatakan pengunduran dirinya, semua orang Argentina bangkit dan
mengatakan: Mesi don’t give up! Mesi maju, kami mendukung Anda. Kegagalan tidak
boleh membuatmu mati dalam semangat membela Negara! Dukungan seperti ini ditujukan kepada semua yang putus asa, yang kehilangan harapan, yang mati karena penderitaan dan duka. Anggota tubuh Kristus selalu hidup dalam harapan akan kebangkitan kembali dari semua bentuk kematian itu!