Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, September 28, 2016

SIAPA DAPAT MELAWAN ALLAH ?




Ada banyak contoh dalam hidup kita yang mengisahkan tentang saudara-saudari yang dengan sengaja melawan – menghojat Tuhan dan karya-karyaNya di bumi ini dan dalam kehidupan mereka.
Misalnya: seorang penyanyi terkenal di Amerika, saat interview dengan “American Magazine”, ia berkata: “Kekristenan akan berakhir dan hilang. Aku tidak perlu menjelaskannya. Yesus sih OK, namun pengajaran-Nya terlalu sederhana. Hari ini kami jauh lebbih tenar daripada-Nya”. Setelah mengatakan itu, ia tewas ditembak penggemarnya sendiri.

Seorang Presiden di Amerika Selatan, saat kampanye, ia berkata: “Bila saya mendapat 500.000 suara dari anggota partai, maka tidak ada yang dapat mendepak saya dari posisi presiden, bahkan TUHAN SENDIRI PUN TIDAK”. Ia dapat lebih dari 500.000 suara, tetapi sehari sebelum peresmian jabatannya, ia sakit dan mati.

Masih ada banyak contoh lain bagaimana nasib orang-orang yang dengan tahu dan mau menghujat peran Tuhan dalam hidup mereka. Pertanyaannya, apakah Tuhan marah pada mereka itu sehingga mereka mengalami nasib seperti itu? Tidak, sebab Allah itu mahabaik. Hemat saya mereka sendiri yang memutuskan hubungan kebaikan itu sehingga membiarkan kejahatan dan kematian yang tragis masuk dalam hidup mereka sendiri.

Sahabat Ayub dalam bacaan pertama hari ini mengakui kebesaran Allah. Ia mengatakan: “Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat? Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murka-Nya; yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang; yang memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai.....” (bdk Ayb 9:1-12.14-16). Allah itu Pencipta segala sesuatu,  Pemberi serta Pengambil kehidupan. Segala makhluk takhluk di bawah kaki-Nya. Menyombongkan diri di hadapan Allah adalah kesia-siaan yang menyusahkan hidup makhluk itu sendiri. Pernyataan teman Ayub di atas sesungguhnya ingin menuduh Ayub bahwa Ayub itu sombong, sehingga ia harus menderita seperti, tetapi sesungguhnya tidak. Ayub tidak sombong.

Tuhan memang tampaknya sederhana. Kehadiran-Nya dalam diri Yesus Kristus berbeda  jauh dari penampilan para raja duniawi (yang gemerlap, meriah, heboh). Bahkan Ia mengatakan: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." (bdk Luk 9:57-62) Tuhan lebih miskin daripada serigala dan burung, tidak mempunyai siapa-siapa, sebab Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya di surga dan menyatu dengan kemiskinan manusia yang paling miskin, menyatu dengan Ayub yang tidak mempunyai apa-apa lagi. Yesus tidak membutuhkan gaya duniawi yang gemerlap, Ia membutuhkan kembalinya jiwa-jiwa malang, yang sakit, yang menderita, yang berdosa agar boleh merasakan kembali kasih Allah, kasih yang melampaui segala kegemerlapan dunia yang sementara ini.

Semua bahasa manusia yang meremehkan kebaikan dan kemuliaan Allah adalah bahasa yang merugikan manusia itu sendiri. Ayub dalam penderitaannya sangat menjaga bahasa dan hubungannya dengan Tuhan. Ia tidak mau menghujat Tuhan meskipun ia harus menderita seperti itu. Ia tahu Tuhan melampaui semuanya. Ia tetap memelihara imannya akan Tuhan. Ia tahu dan percaya, saat ia kaya, ia milik Tuhan dan kini ia miskin ia akan tetap jadi milik Tuhan. Sekaya-kayanya manusia ia tak akan bisa melawan Tuhannya, sebaliknya semiskin-miskinnya manusia ia tidak dapat mempersalahkan Tuhan karena kemiskinannya! Dalam Yesus, Tuhan sangat kaya dan dalam Yesus juga, Tuhan sangat miskin.


Adhitz Ads