Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, September 11, 2016

TOBAT, KUNCI SUKACITA SURGAWI !



Hampir semua agama besar di dunia mengajarkan umatnya untuk bertobat setiap hari. Gereja Katolik mengajarkan: tobat adalah sebuah usaha pembaharuan diri, dengan cara menyesali dan mengaku dosa agar menerima pengampunan dari Tuhan sehingga seseorang boleh memperoleh jalan masuk kepada keselamatan abadi. Tanpa pertobatan pengampunan tak akan diperoleh, tanpa pertobatan hubungan dengan Tuhan dan sesama tidak dapat diperbaiki. Tanpa pertobatan hidup kekal tak akan dinikmati. Tanpa pertobatan tak akan ada sukacita surgawi. Tobat itu adalah sebuah rahmat yang harus dipelihara, dihayati dan dimanfaatkan sehingga kita selalu berada dalam keadaan yang suci dan layak di hadapan Tuhan dan sesama.

Orang beriman perlu bertobat setiap hari sebab ia hidup di tengah dunia yang penuh dengan godaan dan dosa. Dosa yang disebabkan oleh pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian. Jalan utama kepada pertobatan tidak lain: takut akan akan Allah, rendah hati dan dengan jujur dan penuh penyelasan mau mengakui dosa-dosanya di hadapan Allah melalui para pejabat Gereja yang menerima tahbisan suci. Paus, para uskup dan imam telah mendapat mandat dari Yesus untuk mengampuni dosa. Jika malu mengaku dosa di hadapan para pejabat ini berarti kita tidak rendah hati mengakui kelemahan dan dosa-dosa kita di hadapan Tuhan.

Orang Israel telah berdosa di hadapan Tuhan, sebab mereka telah melakukan pelanggaran yang mematikan, yaitu murtad dan menyembah patung lembu emas yang mereka ciptakan sendiri. Kitab Keluaran bacaan pertama hari ini melukiskan bahwa Tuhan marah besar dan hendak membinasakan jemaat itu. Namun Musa atas nama bangsa itu memohon ampun pada Tuhan dengan cara menggugat Tuhan akan janji-janjiNya kepada nenek moyang bangsa itu kepada Abraham, Isaak dan Yakub dst. Hati Tuhan luluh karena doa Musa yang jitu. Tuhan maharahim bila manusia rendah hati memohon ampun atas tindakannya yang salah. Bila seseorang memohon ampun itu tandanya dia rendah hati dan mau bertobat. Tuhan senang bila manusia bertobat (Kel 32:7-11.13-14)

Tuhan Yesus dalam Injil hari menyampaikan beberapa perumpamaan yang melukiskan kerahiman Tuhan untuk menyelamatkan yang hilang dan berdosa, sekaligus memberi contoh positip tentang sikap-Nya, yang tidak membedakan orang benar dan berdosa. Ia makan bersama para pemungut cukai dan berdosa. Pengajaran dan tindakan Yesus tentang kerahiman Allah adalah wujud kasih Allah yang ingin menyelamatkan manusia berdosa, tetapi yang kembali menyesali dosa dan bertobat. Bahkan Ia melukiskan bahwa Allah sendiri datang mencari domba-Nya yang hilang. Kalau Tuhan mencari berarti Tuhan sayang pada yang hilang dan tersesat. Ketika yang hilang dan tersesat ini ditemukan, Tuhan mengadakan perjamuan pesta sebagai tanda syukur dan sukacita-Nya. Pada akhir pengajaran-Nya Yesus mengatakan: “Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat (Luk 15:1-32).  

Paulus tanpa rasa malu menceritakan pertobatannya dalam suratnya kepada Timoteus. “Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus” (1 Tim 1:12-17). Paulus sungguh-sungguh sadar dan yakin bahwa ia diselamatkan Tuhan dari kesesatan yang dilakukannya. Maka di akhir surat itu ia menulis: “Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin”.

Kita semua tahu bahwa sepak terjang Paulus dalam karya pewartaannya sungguh merupakan tanda syukur yang tiada terkira dalam hidupnya sebagai rasul yang terpilih dari jalan sesat. Ia juga senang bila ada orang yang seperti dia mau kembali ke jalan keselamatan melalui pertobatan. Amin      



Adhitz Ads