Cukup
banyak rumah kediaman dari keluarga Katolik ataupun Kristen yang pada dinding
rumahnya bergantung tulisan yang berbunyi: Ya
Tuhan berkatilah rumah kami ini atau Ya Tuhan lindungilah keluarga kami ! Tulisan ini tentu saja mewakili keinginan
dan kerinduan pemilik rumahnya agar Tuhan memberkati dan melindungi keluarga
mereka. Suatu kerinduan yang wajar dari mereka yang senantiasa mengandalkan
Tuhan dalam hidupnya. Tentu mreka juga yakin tanpa pertolongan dan perlindungan
Tuhan, mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Meskipun mereka tahu rumah kediaman
itu telah diberkati tetapi tulisan itu tentu saja menjadi sebuah yang tak
terucapkan dari tuan rumah atau dari siapa saja yang membacanya.
Ada
banyak nasihat yang disampaikan penulis Kitab Amsal dalam bacaan pertama hari
ini, antara lain berbunyi: “Kutuk TUHAN
ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar
diberkati-Nya”. Pernyataan ini menggambarkan bahwa Tuhan hanya memberkati
kediaman orang benar dan baik sedangkan orang fasik tidak! Karena itu setiap
orang yang percaya kepada Tuhan hendaknya berusaha agar rumah tempat kediaman mereka
bernaung berada dalam keadaan berahmat, jauh dari perbuatan dosa atau jauh dari
hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah. Allah itu mahakudus. Allah hadir di tempat
di mana terdapat aura dan aroma kekudusan. Di mana ada kekudusan di situ
berdiam berkat Allah. Kalau ada berkat pasti ada kehadrian kuasa dan perlindungan
Allah untuk penghuni rumah dan rumah kediaman itu sendiri. Jika ada perlindungan
pasti ada kenyamanan dan kedamaian. Jika ada kenyamanan dan kedamaian, sukacita
dan kebahagiaan mudah didapatkan atau tercipta (bdk Ams 3:27-34)
Suasana
yang digambarkan oleh penulis Kitab Amsal bukanlah sebuah keadaan yang mudah
diperoleh. Setiap orang dalam rumah itu hendaknya menjadi terang bagi
sesamanya. Mereka hendaknya menjadi pelita yang diletakkan di atas gantang,
menjadi terang yang bisa menerangi satu sama lain agar tak satu pun dari mereka
yang hidup dalam kegelapan dosa dan penderitaan (bdk Luk 8:16-18). Berkat Tuhan
akan tinggal tetap jika setiap pribadi dalam rumah itu menjadi panutan bagi
satu sama lain: mereka hidup rukun dan damai, senantiasa menciptakan suasana
gembira, mudah memaafkan satu sama lain jika ada anggota berbuat salah atau
menimbulkan masalah yang tidak menyenangkan. Kalau ingin mengutip nasihat St.
Paulus kepada jemaat di Galatia, menjadi pelita itu adalah orang-orang yang
suka akan kasih, selalu menjaga sukacita, damai sejahtera, hidup dalam kesabaran,
kemurahan, serta kebaikan, bisa menjaga kesetiaan bersikap lemah lembut dan
pandai menguasai diri dalam mengahadapi godaan serta tantangan.
Jika
demikian halnya sebuah suasana kehidupan rumah tangga kristiani maka berkat
Tuhan akan tinggal selamanya di situ. Amin