Kelompok rohani Gereja, Komunitas
Tritunggal Mahakudus (KTM) sering sekali mengadakan kegiatan rohani umum
seperti mengadakan retret di paroki-paroki dan stasinya. Guna menyukseskan
acara-acara ini, mereka selalu melakukan novena sendiri-sendiri atau juga
bersama dengan menggunakan doa Bapa Kami sebanyak 21 kali. Mengapa 21 kali Bapa
Kami, tak satu pun dari antara mereka yang bisa memberi alasannya. Mereka hanya
berkata ini kesepakatan bersama sejak awal yang muncul dengan begitu saja. Apakah
angka 21 itu berasal dari 3 kali 7 yang melambangkan kesempurnaan? Tak ada yang
bisa menjawabnya. Namun mereka semua bersaksi: doa mereka selalu didengar dan
acara berjalan lancar. Singkatnya: kuasa doa Bapa Kami itu ajaib.
Dalam injil hari ini Tuhan Yesus
mengajarkan para murid-Nya, doa yang singkat, padat dan jelas, kepada Bapa di surga,
yang biasa disebut doa Bapa Kami (Mat 6:7-15). Doa ini tentu sangat tidak asing
dan terus menerus didoakan dalam pelbagai acara. St. Bernadette Soubirous yang
melihat penampakan Bunda Maria di Lourdes memberi kesaksian bahwa doa Bapa Kami
adalah yang paling berkenan di hadapan Allah. Kesaksian ini dia katakan
berdasarkan pengakuan Bunda Maria sendiri kepadanya dalam suatu kesempatan
penampakan itu. Kesaksian Bernadette ini saya baca dalam sebuah buku kecil
tentang Lourdes dan Bernadette, edisi bahasa Inggris, tahun 1997, ketika
berziarah di Lourdes. Berdasarkan kesaksian itu, kini saya juga memakai doa
Bapa Kami untuk bernovena dalam jumlah yang lebih banyak: 1 Aku Percaya dan 33
kali Bapa Kami – menghormati usia Tuhan Yesus selama hidup-Nya di tengah dunia.
Menyapa Allah dengan kata Bapa menunjukkan
keakraban anak kepada ayahnya, sebuah keakraban kasih yang meneguhkan semangat
dan cita-cita untuk melakukan segala sesuatu dengan baik. Ayah dalam keluarga
adalah tokoh yang menampilkan kekuatan, daya, kuasa yang memberi perlindungan dan
pemeliharaan kepada anak-anakNya. Kehadiran ayah membebaskan anak-anak dari
rasa takut, cemas atau pun gelisah. Di dalam diri ayah ada kenyamanan dan
ketenteraman. Doa Bapa Kami selain menyapa Allah sebagai Bapa yang identik dengan
pandangan di atas juga menjadi sumber kekuatan untuk mendapatkan segala yang
baik bagi kebutuhan hidup rohani maupun jasmani, rejeki rohani dan jasmani.
St. Paulus dalam
kesaksiannya hari ini mengungkapkan rasa kesalnya kepada jemaat di Korintus
karena pikiran mereka tentang Yesus Kristus telah disesatkan oleh pikiran palsu
dari pengajar lain. Sebagai bapa yang telah berkorban bagi mereka ia kesal
karena pewartaannya tidak dihargai, pada hal kehadirannya di tengah orang
Korintus dibiayai oleh jemaat dari tempat lain. Ia katakan: “Aku takut,
kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada
Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya” (2
Kor 11:3). Paulus merasa dikhianati orang Korintus, karena untuk warta
kebenaran tentang Yesus Kristus ini, ia telah bekerja tanpa upah apapun di
tengah-tengah mereka, sebab ia yakin akan kuasa Allah yang memeliharanya
melalui jemaat di Makedonia (bdk 2 Kor 11:1-11). Baginya Allah itu mahabaik,
telah mengutus Yesus untuk memenuhi janji kelamatanNya. Tak ada Kristus yang
lain selain yang Ia wartakan. Bapa kita hanya satu yakni Allah. Penebus kita
hanya satu yakni Yesus Kristus dan penolong kita hanya satu yakni Roh Kudus. Pribadi
Yesus dan Roh Kudus berasak dari Allah yang sama, yang menjelma dalam Putera
dan yang bekerja dalam Roh Kudus. Karena itu dengan kuasa Roh Kudus, Yesus
menyapa Allah sebagai Bapa-Nya dan Bapa kita semua. Bapa itu mahabaik !