Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, Juni 30, 2017

MUNGKINKAH?

Jika kita memandang segala sesuatu dengan cara pikir yang sempit, maka banyak hal yang tidak mustahil menjadi mustahil. Cara pandang kita yang demikian melemahkan daya kreativitas kita untuk mencari inovasi baru dalam mengembangkan potensi hidup yang diberikan Tuhan kepada kita. Cara pandang kita yang sempit membuat kita hanya mau puas dengan gaya dan sistim kerja kita yang baku, tanpa melihat lebih jauh bahwa di sekitar kita sudah ada inovasi baru yang berkembang dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Pada hal mereka yang berada di sekitar kita mungkin saja seorang pendatang baru yang sebelumnya tak punya apa-apa, selain bermodalkan tekad, ketekunan dan kerja keras untuk meraih cita-citanya. Orang yang ragu-ragu akan selalu mengatakan kepada dirinya sendiri: mungkinkah? Tetapi orang yang punya tekad selalu mengatakan: kita pasti bisa, ayo kita mulai!

Saat Abram dipanggil menuju tanah terjanji, Allah telah menjanjikan berkat kepadanya, selain kekayaan dan nama besar, juga keturunan yang banyak seperti bintang di langit dan pasir di tepi pantai. Cerita bacaan pertama hari ini menarik sekali. Allah menjumpainya untuk mengatakan bahwa tak lama lagi ia akan memiliki seorang anak dari istrinya Sara yang berusia 90-an tahun, anak dari perkawinan dia (Abraham) yang sudah berusia hampir 100 tahun. Abraham menanggapi Tuhan dengan tertawa kecil kepada dirinya sendiri dan mengatakan: mungkinkah? Kalimat lengkapnya: “Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?". Amat beruntung bahwa keraguan Abraham ini tidak berbuahkan pembatalan peranjian dari pihak Tuhan, karena Tuhan setia pada janji awal kepada Abraham! Tuhan tidak peduli pada keraguan Abraham. Kata Tuhan kepadanya:  “Perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga." (bdk Kej 17: 1.9-10.15-22). Dari cara pandang manusia, keraguan Abraham memang sangat beralasan sebab ia sudah jadi kakek dan Sara sudah jadi nenek. Masa subur keduanya sebagai lelaki dan perempuan sudah “out of date or out of year”. Tetapi Tuhan selalu mengatakan “bagi Allah segala sesuatu mungkin”. Tak ada yang tak mungkin! Allah mahakuasa dan Ia dapat mengubah segala sesuatu menjadi baru oleh karena Roh-Nya yang penuh kuasa.

Demikianpun seorang kusta dalam Injil hari ini. Ketika melihat Yesus ia sujud dan menyembah-Nya sambil memohon dengan ragu: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku”. Yesus tidak peduli dengan permintaannya yang agak ragu-ragu itu. Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang kusta itu dan berkata: “Aku mau jadilah engkau tahir!” Seketika itu juga tahirlah orang itu! (Mat 8:1-4). Selain mahakuasa, Tuhan juga mahabaik, maharahim. Dalam cerita ini Tuhan menunjukkan belaskasih-Nya kepada orang yang datang dan percaya, meskipun kepercayaannya disertai keraguan akibat keadaan fisiknya yang lemah. Tuhan Yesus memiliki  prinsip ini: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” (Yoh 6:37). Tuhan menerima setiap orang yang datang kepada-Nya, apalagi kalau disertai dengan sikap rendah hati, seperti orang kusta itu datang lalu sujud dan menyembah-Nya.

Ketika Abraham masih berpikir mungkinkah, dan orang kusta itu berpikir apakah Ia mau, Tuhan sudah bertindak dan melaksanakan tugas-Nya dengan baik. Bagi-Nya selalu mungkin dan siap menolong. Amin

Adhitz Ads