Hari ini genap 33 tahun pengabdianku
pada-Nya dalam imamat. Saat ini, hanya ini yang dapat kukatakan kepada-Nya: “Syukur dan terima kasih pada-Mu Tuhan”, dan
kepada semua: “syukur serta terima kasih
kepadamu semua, yang telah mendoakan dan mendukung saya sepanjang 33 tahun imamat
ini”` Saya bersyukur terutama karena sepanjang perjalanan 33 tahun ini saya
telah berusaha untuk selalu mewartakan Dia serta kebenaran-Nya yang
menyelamatkan siapa saja yang percaya. Bagi saya hidup adalah Kristus sebab
oleh-Nya saya telah dibaptis menjadi anak Bapa yang kekal, boleh menjadi ahli
waris kerajaan-Nya, bisa menjadi saksi-Nya dan mengambil bagian dalam
pelayanan-Nya untuk keselamatan banyak orang.
Saat saya sedang menulis renungan ini
seorang ibu yang bergerak dalam penginjilan (40 tahun) mengirim saya cuplikan video
4 menit tentang perngorbanan Uskup Romero yang berkorban membela kaum kecil
demi cinta-Nya kepada mereka dan Krsitus. Dalam cuplikan itu dia dihadang para
tentara yang telah memporak-porandakan salib dan tabernakel dengan senjata
mesin mereka. Uskup Romero tidak takut maju mengambil semua hosti yang tercerai
berai di lantai dan membawanya pergi. Ia berani demi Kristus.
Syukur yang saya ungkapkan di atas
didasarkan pada iman St. Paulus kepada Kristus Yesus yang ditulisnya kepada
jemaat di Korintus, bacaan pertama hari ini. Ia mengatakan: yang kami wartakan
adalah Yesus Kristus sebagai Tuhan. Tuhan yang telah membuat dunia ini dan hati
kita mengalami terang-Nya sehingga kita mampu mewartakan terang-Nya kepada
orang lain secara turun temurun (bdk 2 Kor 3:15-4:1.3-6). Terang yang dialami
Uskup Romero membuat dia berani mempertaruhkan nyawanya untuk memuliakan Tuhan
tanpa rasa takut sedikit pun kepada orang-orang yang mengancam keselamatan
hidupnya.
Yesus dalam Injil hari ini meminta kita
agar kualitas iman kita ditunjukkan melalui tutur kata yang baik dan sikap
hidup yang benar (bdk Mat 5:20-26). Kata yang sejalan dengan tindakan, atau tindakan
yang lahir dari penghayatan iman yang benar akan Kristus yang datang membawa
kabar baik untuk kita. Kebenaran yang diajarkan Kristus adalah kebenaran yang
otentik, sebab Ia berasal dari Allah dan dalam diri-Nya, Ia sesungguhnya Allah
yang menjelma menjadi manusia. Kebenaran yang diajarkan-Nya adalah jalan yang
membawa keselamatan bagi semua orang yang percaya. Kebenaran yang diajarkan-Nya
memerdekakan orang dari cara berpikir yang salah dan mau berpegang pada prinsip-prinsip
hidup yang baik.
Ketika kita belajar tentang
kebenaran-Nya, kita bersukacita atas kebenaran itu, sebab dengan menghayati
kebenaran itu kita bebas dari belenggu cara pikir yang salah, dari tutur kata
yang buruk, dari tindakan yang berlawanan dengan kehendak Allah. Dengan demikian
pewartaan kita akan Kristus bukan datang dari diri kita sendiri melainkan
datang dari Roh Allah.
Di usia imamat ke 33 ini, sekali lagi
saya mengatakan bahwa imanku akan Dia dan pelayananku untuk Dia bukanlah
pelayanan yang sia-sia tetapi pemberian diri yang membawa berkat dan rahmat
bagi dunia dan semua orang yang percaya kepada-Nya.