Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, Juni 29, 2017

KUNCI KERAJAAN ITU PADA PETRUS ! (HR St. Petrus dan Paulus)

Hingga dewasa ini kerajaan-kerajaan di dunia mewariskan takhta kerajaannya kepada keturunannya masing-masing. Mereka yang mewarisi takhta itu menerima warisan kepemimpinan itu secara otomatis – alamiah, tanpa proses pemilihan umum seperti pada pemerintahan demokratis. Proses peralihan kepemimpinan dalam kerajaan duniawi biasanya berjalan damai kecuali kalau terjadi perebutan takhta antara kakak dan adik sekandung atau kakak dan adik sepupu, atau antara anak istri pertama dan kedua jika rajanya memiliki beberapa istri. Kalau terjadi perebutan demikian seringkali tidak terhindar dari pertumpahan darah.

Tuhan Yesus datang ke dunia tidak membawa kekuasaan raja dan tidak memerintah sebagai raja. Ia dikenal sebagai seorang yang memiliki kuasa yang luar biasa, sebab hanya dengan bersabda orang-orang sakit disembuhkan, setan-setan takhluk, orang mati hidup kembali, ikan-ikan terjaring pada pukat, hanya dengan menjamah jumbai jubahnya banyak orang disembuhkan, doanya yang sederhana menimbulkan mujizat pergandaan roti, dll. Ketika diadili oleh Pilatus dengan pertanyaan apakah Dia raja?. Ia hanya menjawab: Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini ! Yesus adalah Mesias, Raja, Tuhan dan Juru Selamat memiliki kerajaan, yang menjangkau langit dan bumi serta segenap ciptaan Allah di bumi ini.

Ketika Ia datang dan mulai berkarya di tengah bangsa-Nya sendiri, Ia tidak menonjolkan diri-Nya sebagai Raja, melainkan seorang yang selalu berkata: “Aku datang untuk melaksanakan kehendak Bapa-Ku”. Ungkapan-ungkapan penuh misteri seperti ini membuat banyak orang penasaran dan bertanya, siapakah orang ini sesungguhnya? Hingga pada suatu saat Ia menyelidiki pendapat orang Yahudi tentang tentang diri-Nya melalui para murid-Nya sendiri dan Ia bertanya: Siapakah Aku ini meurut kata orang? Dari semua jawaban, hanya Petrus yang menjawab dengan tepat. “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!  Jawaban ini sangat tepat dan Yesus pun menilai Petrus sebagai orang yang berbahagia sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadanya, melainkan Bapa-Nya yang di sorga”. Jawaban ini sekaligus menjadi pengakuan iman Petrus atas Yesus, sehingga ia mendapat meterai kekuasaan untuk melanjutkan karya-Nya di dunia ini: “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Petrus menerima kunci Kerajaan Surga dengan kuasa pengampunan dosa, guna meneruskan karya penebusan yang akan dilanjutkan olehnya bersama para murid yang lain, sebab Yesus datang untuk menebus dosa manusia melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Kuasa itulah yang diterima Petrus dan selanjutnya diwariskan dalam Gereja Katolik melalui mereka yang menerima kuasa imamat Kristus.

Sesudah menerima kuasa itu Petrus tampaknya diterima rekan murid lainnya sebagai “primus” – yang pertama dan utama dari antara mereka semua. Pengukuhan kuasa Petrus sebagai pemimpin dibaharui Yesus pada saat perjumpaan sesudah kebangkitan-Nya dengan Petrus serta murid lain di tepi danau Galilea. Saat itu Petrus harus menjawab pertanyaan Yesus tiga kali: adakah engkau mengasihi Aku. Jawaban Petrus: “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau”, adalah sebuah pembaharuan hati Petrus sesudah ia menyangkal Yesus tiga kali. Selanjutnya kita lihat bagaimana peran Petrus dalam Kisah Para Rasul dan juga bagaimana ia dilindungi Tuhan dalam kisah hari ini (Kis 12:1-11). Menurut sejarah, pusat pemerintahan Petrus yang pertama adalah di kota Antokhia, kemudian ia ke Roma, mendirikan Gereja di sana dan menjadi pemimpin Gereja pertama.

St. Paulus tidak menjadi pemimpin, meskipun tampaknya ia lebih terkenal dari Petrus dalam Kisah Rasul, surat-surat Paulus juga jauh lebih banyak dari surat-surat Petrus. Namun Paulus sangat menghormati kepemipinan Petrus. Di Roma ia hidup di penjara sedangkan Petrus hanya ditulis di Roma memimpin Gereja. Dalam suratnya kepada Timotheus hari ini Paulus hanya menyatakan syukur atas tugasnya yang hampir mencapai garis akhir. Dia bersyukur akan mendapat makhota kebenaran yang tersedia baginya oleh Tuhan sendiri, sebab Tuhan telah menyertainya selama ia kemana-mana untuk memberitakan Injil Kristus.

Kedua rasul besar ini mendapat mahkota kematian sebagai martir. Petrus disalibkan kepala ke bawah dan Paulus dipenggal kepalanya. Keduanya menjadi saksi sejati dan oleh mereka nama Tuhan dimuliakan bersama para rasul lainnya! Petrus seorang nelayan dipakai Tuhan menjadi pemimpin Gereja pertama. Paulus seorang ahli Taurat yang hebat menjadi saksi Yesus Kristus bagi bangsa-bangsa lain. Kerja sama keduanya sebagai saksi Kristus menjadi landasan utama bagi Gereja sepanjang masa.  Syukur dan puji Tuhan!
















Adhitz Ads