Ketika Soekarno ditangkap oleh
tentara Belanda dan dibuang- diasingkan ke mana-mana di negeri ini, ia selalu
mengobarkan harapannya kepada rekan-rekan pejuangnya dengan mengatakan: “Gantungkan
cita-citamu setinggi langit. Indonesia harus merdeka !”. Semakin ia ditekan, ia
semakin memandang ke langit dia mengaantungkan harapannya pada bintang-bintang
terang,. Baginya harapan itu adalah semacam sebuah doa yang kuat kepada Tuhan
guna memohon pertolongan dan berkat-Nya. Doa penuh harapan itu terwujud pada
tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia Merdeka !
Saat berjumpa dengan Yahwe,
Abram mengeluh tentang kerinduannya yang belum terkabul, yakni tak punya anak.
Jawaban Yahwe luar biasa: "Coba
lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya."
Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
(bdk Kej 15:1-12.17-18). Dari cerita ini kita bisa menyimpulkan bahwa Tuhan
tidak tertarik pada persoalan-persoalan manusia, sebab Dia sudah tahu apa jalan
keluarnya. Tuhan hanya ingin melihat kwalitas iman kita, setinggi apa iman itu,
sedalam mana penghayatannya? Ia mengatakan kepada Abram: Gantungkan iman dan
harapanmu setinggi langit. Seperti itulah juga banyaknya keturunanmu!
Dalam hidup Kristiani ada
banyak orang kudus yang menganjurkan kita untuk berdoa dengan penuh harapan,
sebab iman pengharapan itu kwalitasnya dahsyat. Dengan kwalitas iman seperti
itu Tuhan akan melakukan banyak mujizat dalam hidup kita. Contoh paling tepat
dari wujud iman penuh pengahrapan itu adalah: sikap seorang perempuan yang
sakit pendarahan, 12 tahun, yang
mengulurkan tangannya untuk menjamah jumbai jubah Yesus. Mengulurkan tangan
untuk mencapai jubah Yesus adalah tindakan iman penuh pengharapan. Dengan kata
lain: bila kita memiliki masalah, jangan fokus dengan masalah tetapi pandanglah
Yesus, raihlah jumbai jubah-Nya dan sentuhlah jubah itu, maka engkau akan
sembuh. Seperti kata Yahwe kepada Musa: Pandanglah ke langit dan keturunanmu
akan banyak seperti bintang….!
Iman dan harapan itu ibarat
pohon yang baik, yang menghasilkan buah baik. Dalam iman kita percaya bahwa
Tuhan itu mahabaik. Segala karya-Nya mendatangkan kebaikan dan keselamatan bagi
segenap umat manusia. Dalam pergumulan kita sebagai manusia lemah, kita
tetapkan harapan kita untuk yakin bahwa Tuhan yang mahabaik itu akan
mengabulkan doa kita. Dengan iman dan harapan, budi dan hati kita digerakkan
untuk selalu memandang ke atas, memandang langit dan Tuhan yag bertakhta dalam
kemuliaan-Nya. Dengan iman dan harapan seperti ini, Tuhan akan membuka segala
rahmat-Nya untuk menjawab doa-doa kita dan memberikan segala hal kepada kita
sesuai dengan rencana-Nya yang mulia.