API termasuk salah satu lambang dari Roh
Kudus, yang memiliki daya atau kekuatan transformasi, mampu mengubah apa saja
yang disentuh-Nya. Bagaikan api yang menyala menghanguskan semua kotoran,
sampah kering, demikian kekuatan Roh Kudus mampu membakar semua kotoran dan
sampah jiwa raga manusia yang disebabkan oleh dosanya. Dengan terbakarnya
sampah dosa, ketakutan, kecemasan serta kegelisahan dalam diri seseorang hidupnya
dibaharui dan dipenuhi karunia keberanian untuk bersaksi tentang kebenaran.
Tidak heran kalau para rasul pada hari
Pentakosta, setelah dihinggapi lidah-lidah api, lambang Roh Kudus, yang turun
dari langit, mengalami mujizat bahasa dan karunia keberanian untuk bersaksi. Semua
orang yang mengenal mereka menjadi heran karena:
1. Mereka dapat berbicara dalam pelbagai bahasa menurut
tempat asal mereka masing-masing.
2. Mereka pandai berbicara dan berkotbah meskipun
pendidikan tidak seperti para ahli Taurat dan imam-imam Yahudi.
3. Mereka memiliki keberanian untuk bersaksi bahwa
Yesus itu Tuhan dan Juru Selamat serta bisa menjawab semua pertanyaan dari para
pendengar mereka.
Transformasi yang dilakukan oleh Roh
Kudus atas diri para rasul sungguh mengherankan semua orang di Yerusalem pada
hari itu (Kis 2:1-13). Daya kekuatan serta daya kerja Roh Kudus menjadikan
mereka manusia baru, manusia lepas bebas untuk mengatakan kebenaran, manusia
lepas bebas dari perasaan takut yang sudah menghantui mereka sejak Tuhan Yesus
ditangkap, manusia yang hidupnya tunduk di bawah kehendak Allah, manusia yang
hanya mau mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat
Korintus mengatakan: “tak seorang pun dapat mengaku Yesus adalah Tuhan, kalau
bukan oleh karya Roh Kudus. Dia yang mengerjakan semuanya dalam semua orang (1
Kor 12:3b-7.12-13). Oleh Roh Kudus lahirlah segala kehendak baik dalam diri
semua orang, oleh Roh Kudus terjadilah mujizat-mujizat besar yang mengherankan.
Roh Kudus kaya akan karunia-karunia dan bekerja dalam diri semua orang yang
menerimanya menurut kehendak Allah. Kebenaran yang diajarkan-Nya autentik dan
tak dapat dibantah siapa pun sebab semua itu berasal dari Sang Kebenaran
Sejati, yakni Allah sendiri.
Pencurahan kuasa Roh Kudus, pada hari
Pentakosta ini sesungguhnya lanjutan dari tindakan-tindakan kecil Yesus ketika
Ia menampakkan diri kepada para murid-Nya sesudah kebangkitan-Nya dari antara
orang mati. Dalam Injil hari ini St. Yohanes menulis: “Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau
kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa
orang tetap ada, dosanya tetap ada." (bdk Yoh 20:19-23) Karunia Roh Kudus
di sini diberikan dalam hubungan dengan kuasa pengampunan dosa, sebuah
pelayanan yang diberikan kepada para rasul agar mereka boleh mendengarkan
pengakuan dosa jemaat dan mengampuninya. Apa yang terjadi pada hari Pentakosta
adalah puncak dari semua janji dan tindakan Yesus dalam pewartaan-Nya. Melalui
peristiwa puncak ini mereka tidak ragu lagi untuk melanjutkan karya keselamatan
Tuhan. Semuanya telah diberikan dengan sempurna tak kurang suatu apa pun !