Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Juni 25, 2017

MENGAKUI ATAU MENYANGKAL TUHAN?

Dalam perayaan ekaristi hari Minggu – hari raya dan pesta-pesta besar lainnya, kita selalu diajak untuk mengucapkan CREDO – Aku Percaya dengan rumusan pendek. Doa ini adalah pengakuan resmi umat Katolik kepada semua kebenaran yang dirumuskan di dalamnya. Dengan pengakuan ini kita yakin akan keselamatan yang disediakan Tuhan bagi kita. Pengakuan ini sekaligus mendorong kita untuk taat dan setia pada kehendak Allah yang menyelenggarakan hidup ini. Dalam suka dan duka, kita bersyukur, memuji dan menyembah-Nya dalam iman, harapan dan kasih. Namun tak sedikitpun umat manusia yang menolak semua kebenaran ini. Mereka menyangkalnya dengan pelbagai cara, baik dalam kata maupun dalam perbuatan. Bagaimana sikap Tuhan atas pengakuan dan penyangkalan kita atas peran-Nya?

Injil hari ini memberi jawabannya. Tuhan Yesus sendiri bersabda: “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga." (bdk Mat 10:26-33). Dengan pernyataan ini, konsekwensi apa yang akan dialami manusia dalam pengadilan-Nya:

·         Tuhan tidak menunjukkan pembelaan-Nya dalam pengadilan terakhir, bahkan menyangkal mereka di hadapan pengadilan Allah, sebab mereka menyangkal essensi Tuhan dan segala karya-Nya dalam hidup dan karya mereka.
·         Mereka yang menyangkal Dia berarti tidak mengasihi Dia, karena itu tidak berhak untuk mengalami kasih Allah dalam pengadilan-Nya.
·         Di dalam dunia ini mereka dengan tahu dan mau menutup mata hati, budi dan jiwanya untuk mengenal Tuhan. Dalam pengadilan Tuhan mereka juga tetap menutup mata jiwanya sehingga tidak menemukan kemuliaan Tuhan.

Di hadapan umat Israel nabi Yeremia mengakui kebesaran Tuhan sebagai pahlawan yang gagah perkasa. Meskipun bangsa itu berusaha menjatuhkan dia namun ia tak pernah tersandung jatuh bahkan mereka malu sendiri sebab Tuhan berpihak padanya dan membela hidup dan karyanya sebagai nabi. Dalam keadaan untung dan malang karyanya nabi Yeremia tetap mengatakan: menyanyilah untuk Tuhan dan pujilah Dia (Yer 20:11-30).

Sedangkan St. Paulus kepada jemaat di Roma bersaksi bahwa segala yang dikerjakan Tuhan bagi manusia tidak lain karena kasih karunia-Nya yang melampaui kuasa dosa (Rom 5:12-15). Setiap orang yang mengakui kebenaran ini akan menikmati keselamatan-Nya, setiap orang yang menolak-Nya akan tetap hidup di bawah kuasa dosa.






Adhitz Ads