Dalam perayaan ekaristi hari Minggu –
hari raya dan pesta-pesta besar lainnya, kita selalu diajak untuk mengucapkan
CREDO – Aku Percaya dengan rumusan pendek. Doa ini adalah pengakuan resmi umat
Katolik kepada semua kebenaran yang dirumuskan di dalamnya. Dengan pengakuan
ini kita yakin akan keselamatan yang disediakan Tuhan bagi kita. Pengakuan ini
sekaligus mendorong kita untuk taat dan setia pada kehendak Allah yang
menyelenggarakan hidup ini. Dalam suka dan duka, kita bersyukur, memuji dan
menyembah-Nya dalam iman, harapan dan kasih. Namun tak sedikitpun umat manusia
yang menolak semua kebenaran ini. Mereka menyangkalnya dengan pelbagai cara,
baik dalam kata maupun dalam perbuatan. Bagaimana sikap Tuhan atas pengakuan
dan penyangkalan kita atas peran-Nya?
Injil hari ini memberi jawabannya. Tuhan
Yesus sendiri bersabda: “Setiap orang
yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku
yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga
akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga." (bdk Mat
10:26-33). Dengan pernyataan ini, konsekwensi apa yang akan dialami manusia
dalam pengadilan-Nya:
·
Tuhan
tidak menunjukkan pembelaan-Nya dalam pengadilan terakhir, bahkan menyangkal mereka
di hadapan pengadilan Allah, sebab mereka menyangkal essensi Tuhan dan segala
karya-Nya dalam hidup dan karya mereka.
·
Mereka
yang menyangkal Dia berarti tidak mengasihi Dia, karena itu tidak berhak untuk
mengalami kasih Allah dalam pengadilan-Nya.
·
Di
dalam dunia ini mereka dengan tahu dan mau menutup mata hati, budi dan jiwanya
untuk mengenal Tuhan. Dalam pengadilan Tuhan mereka juga tetap menutup mata
jiwanya sehingga tidak menemukan kemuliaan Tuhan.
Di hadapan umat Israel nabi Yeremia
mengakui kebesaran Tuhan sebagai pahlawan yang gagah perkasa. Meskipun bangsa
itu berusaha menjatuhkan dia namun ia tak pernah tersandung jatuh bahkan mereka
malu sendiri sebab Tuhan berpihak padanya dan membela hidup dan karyanya
sebagai nabi. Dalam keadaan untung dan malang karyanya nabi Yeremia tetap
mengatakan: menyanyilah untuk Tuhan dan pujilah Dia (Yer 20:11-30).
Sedangkan St. Paulus kepada jemaat di
Roma bersaksi bahwa segala yang dikerjakan Tuhan bagi manusia tidak lain karena
kasih karunia-Nya yang melampaui kuasa dosa (Rom 5:12-15). Setiap orang yang
mengakui kebenaran ini akan menikmati keselamatan-Nya, setiap orang yang
menolak-Nya akan tetap hidup di bawah kuasa dosa.