Amat banyak pengarang buku-buku
psikologi modern yang menulis tentang efek dari mengobarkan semangat sukacita
dalam hidup sehari-hari. Ada pengarang yang memberi nasihat sebagai berikut: “Jika
Anda bangun pagi-pagi, duduklah di tempat tidurmu selama kurang lebih lima
menit, kobarkan semangat sukacita dalam dirimu dengan menyanyikan lagu-lagu gembira
dalam hati. Efek dari motivasi itu Anda akan mengalami sukacita berlimpah
sepanjang hari. Sebab perasaan lima menit pertama saat Anda bangun tidur itulah
yang akan menguasai diri Anda sepanjang hari”. Terus terang saya pernah
mencobanya sepanjang tahun 2004/2005 lanjut 2009 dan awal 2010 sebab ada
kegiatan-kegiatan besar pada tahun-tahun itu. Setiap bangun pagi saya mendengungkan
lagu: “Hatiku gembira Alleluya, karena Tuhan datang pada umat-Nya”. Efeknya
luar biasa, saya merasa sehat, segar dan menyenangkan. Perasaan positip menjadi
lebih dominan sepanjang tahun-tahun itu menyelimuti hati dan pikiran saya.
St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat
di Korintus hari ini mengatakan: “bersukacitalah,
usahakanlah dirimu supaya sempurna... !
Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber
kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu! (bdk 13:11-13). Mengapa?
Ø
Sukacita
mengobarkan semangat positip dalam seluruh jiwa raga kita dan hal itu akan
memudahkan kita untuk meraih tingkat persatuan dengan Tuhan, sumber sukacita
itu sendiri.
Ø
Sukacita
memudahkan kita untuk bekerja sama dengan orang lain guna membangun hidup hari
ini, esok dan seterusnya.
Ø
Sukacita
selalu menimbulkan efek damai dalam hati. Kalau ada damai pasti ada
kebahagiaan.
Ø
Lebih
dari semua ini, kita bersukacita karena Yesus sudah berkata: “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab
Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan
untuk menyelamatkannya oleh Dia”. Ketika kita bersalah Kristus tidak
menghakimi kita melainkan mengampuni kita agar kita memiliki hidup kekal
bersama-Nya.
Ø Di dalam Allah ada kesempurnaan kasih Tritunggal mahakudus sebagai Pencipta, Penebus dan Penghibur & Penolong.
Ø Di dalam Allah ada kesempurnaan kasih Tritunggal mahakudus sebagai Pencipta, Penebus dan Penghibur & Penolong.
Didorong oleh perasaan sukacita karena
ingin berjumpa dengan Tuhan, Musa tidak takut naik ke gunung Sinai yang curam
dan terjal serta berbatu karang sendirian sambil membawa dua loh batu. Perasaan
sukacitanya bertambah ketika dia mendengar suara Tuhan yang berkata: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan
pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya”. Suara Tuhan
ini meyakinkan Musa bahwa Tuhan itu bukanlah makhluk yang perlu ditakuti,
tetapi yang selalu hadir di tengah umat-Nya untuk mendampingi, menguatkan dan
memperhatikannya, sehingga mereka selalu berjalan di jalan keselamatan-Nya.
Sukacita membantu kita untuk selalu
datang pada-Nya, mendengarkan Dia dalam sabda-Nya, bersatu dengan dalam
perjamuan kudus-Nya (ekaristi) dan mau terbuka pada-Nya untuk menyampaikan
segala uneg-uneg hati karena dosa dan beban-beban hidup. Sukacita adalah
kekuatan Ilahi yang membuat kita bisa menikmati hidup sehat rohani maupun
jasmani. Roh sukacita itu datang dari Allah, karena itu mintalah pada-Nya agar
Anda bisa mendapatkan-Nya !