Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Juni 11, 2017

BERSUKACITALAH ! (HR Tritunggal Mahakudus)



Amat banyak pengarang buku-buku psikologi modern yang menulis tentang efek dari mengobarkan semangat sukacita dalam hidup sehari-hari. Ada pengarang yang memberi nasihat sebagai berikut: “Jika Anda bangun pagi-pagi, duduklah di tempat tidurmu selama kurang lebih lima menit, kobarkan semangat sukacita dalam dirimu dengan menyanyikan lagu-lagu gembira dalam hati. Efek dari motivasi itu Anda akan mengalami sukacita berlimpah sepanjang hari. Sebab perasaan lima menit pertama saat Anda bangun tidur itulah yang akan menguasai diri Anda sepanjang hari”. Terus terang saya pernah mencobanya sepanjang tahun 2004/2005 lanjut 2009 dan awal 2010 sebab ada kegiatan-kegiatan besar pada tahun-tahun itu. Setiap bangun pagi saya mendengungkan lagu: “Hatiku gembira Alleluya, karena Tuhan datang pada umat-Nya”. Efeknya luar biasa, saya merasa sehat, segar dan menyenangkan. Perasaan positip menjadi lebih dominan sepanjang tahun-tahun itu menyelimuti hati dan pikiran saya.

St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus hari ini mengatakan: “bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna... ! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu! (bdk 13:11-13). Mengapa?

Ø  Sukacita mengobarkan semangat positip dalam seluruh jiwa raga kita dan hal itu akan memudahkan kita untuk meraih tingkat persatuan dengan Tuhan, sumber sukacita itu sendiri.
Ø    Sukacita memudahkan kita untuk bekerja sama dengan orang lain guna membangun hidup hari ini, esok dan seterusnya.
Ø    Sukacita selalu menimbulkan efek damai dalam hati. Kalau ada damai pasti ada kebahagiaan.
Ø    Lebih dari semua ini, kita bersukacita karena Yesus sudah berkata: “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia”. Ketika kita bersalah Kristus tidak menghakimi kita melainkan mengampuni kita agar kita memiliki hidup kekal bersama-Nya.
 Ø   Di dalam Allah ada kesempurnaan kasih Tritunggal mahakudus sebagai Pencipta, Penebus dan Penghibur & Penolong.

Didorong oleh perasaan sukacita karena ingin berjumpa dengan Tuhan, Musa tidak takut naik ke gunung Sinai yang curam dan terjal serta berbatu karang sendirian sambil membawa dua loh batu. Perasaan sukacitanya bertambah ketika dia mendengar suara Tuhan yang berkata: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya”. Suara Tuhan ini meyakinkan Musa bahwa Tuhan itu bukanlah makhluk yang perlu ditakuti, tetapi yang selalu hadir di tengah umat-Nya untuk mendampingi, menguatkan dan memperhatikannya, sehingga mereka selalu berjalan di jalan keselamatan-Nya.

Sukacita membantu kita untuk selalu datang pada-Nya, mendengarkan Dia dalam sabda-Nya, bersatu dengan dalam perjamuan kudus-Nya (ekaristi) dan mau terbuka pada-Nya untuk menyampaikan segala uneg-uneg hati karena dosa dan beban-beban hidup. Sukacita adalah kekuatan Ilahi yang membuat kita bisa menikmati hidup sehat rohani maupun jasmani. Roh sukacita itu datang dari Allah, karena itu mintalah pada-Nya agar Anda bisa mendapatkan-Nya !

Adhitz Ads