Sebulan lalu dalam group WA (WhatsApp)
diunduh sebuah foto dengan keterangan: “Orang ini telah menyamar sebagai frater
(calon imam) yang telah mencuri laptop Romo......di pastoran..... Harap
berwaspada!”. Tahun lalu juga beredar berita di Facebook tentang seorang yang
menyamar sebagai pastor dengan modus yang sama, yaitu mencuri”. Bukan cuma dua
cerita ini, tetapi banyak sekali cerita-cerita lain yang menggambarkan kemunafikan
manusia yang sangat berbahaya bagi kehidupan sesamanya.
Menanggapi keadaan seperti ini Tuhan
Yesus dalam Injil hari ini menasihati para pendengar-Nya dengan berkata: "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang
datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka
adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah
orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri”
(Mat 7:15-16). Dalam hubungan dengan menyamar ini, kita tahu ada orang yang
menyamar sebagai mata-mata untuk memperhatikan gerak gerik musuh tetapi ada
yang menyamar untuk tujuan kejahatan, yaitu pura-pura menjadi nabi tetapi sesungguhnya
nabi palsu yang merugikan sesamanya baik secara rohani maupun secara jasmani. Nabi
palsu inilah yang dimaksudkan Yesus sebagai serigala-serigala yang buas. Mereka
berpura-pura menjadi orang baik ternyata mereka itu adalah orang jahat.
Saran Tuhan dalam menghadapi modus
seperti ini adalah “memperhatikan buah
dari kata dan tindakan mereka”. Jika
buah dari perkataan dan tindakan mereka buruk maka itu adalah nabi serigala,
jika buah dari perkataan dan tindakan mereka itu baik maka itu adalah nabi
benaran. Yang nabi serigala seluruh buahnya pasti bertentangan dengan kehendak Allah
dan menjauhkan orang dari Tuhan. Sebaliknya yang nabi benaran buahnya akan
mendekatkan orang kepada Tuhan. Dalam menghadapi situasi seperti ini kita
membutuhkan karunia pembedaan roh (discernment) dari Roh Kudus sendiri, agar
kita memiliki ketajaman intuisi untuk membedakan apakah seorang yang datang itu
serigala berbulu domba ataukah sungguh-sungguh nabi. Pada zaman menjelang
kedatangan Kristus yang kedua ini, banyak sekali orang yang menyamar untuk
tujuan kejahatan.
Pada pemerintahan raja Hosea, imam
Hilkia menemukan Kitab Taurat di rumah Tuhan. Kitab Taurat yang ditemukan
Hilkia "diberikan dengan perantaraan Musa" (2Taw 34:14); kitab tersebut sangat mungkin adalah
sebuah salinan dari seluruh Pentateukh, kelima kitab pertama dalam Alkitab (bd.
2Raj 23:25; Ul 31:24-26). Penemuan ini menjadi kesaksian
tentang tangan Allah yang menuntun dan mengatur, yang menjaga Firman-Nya yang
terilhamkan dan melindunginya dari kerusakan oleh tangan penyembah berhala dan
kaum sesat; sesungguhnya, Firman Allah yang diilhamkan itu tidak dapat
dimusnahkan (Yes 40:8).
Dengan penjelasan ini kita tahu bahwa sejak
zaman sebelum kedatangan Tuhan ke dunia, sudah terdapat banyak kegiatan nabi
palsu yang menyamar dan menyesatkan banyak orang dengan ajaran-ajaran palsu. Maka
untuk menjaga dan melindungi kemurnian iman bangsa ini imam Hilkia menemukan
kitab-kitab itu, membiarkan raja membacanya sehingga raja dapat mewajibkan
rakyatnya mengikuti tuntunan sabda itu, melakukan himbauan pertobatan supaya
bangsa pilihan ini kembali ke jalan yang benar.
Tujuan ini juga yang mendorong saya
untuk menulis renungan-renungan ini agar di zaman yang penuh kesesatan dan
kepalsuan ini kita semua belajar taat di bawah bimbingan sabda Tuhan. Amin