Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Juni 13, 2016

MENARI DI ATAS KETIDAKADILAN !

Sila ke lima Pancasila berbunyi: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan sila ini seluruh bangsa Indonesia, terutama pemerintahnya, didorong untuk memperjuangkan dan nenciptakan kemakmuran yang adil dan merata bagi seluruh rakyat di negeri ini, supaya sama-sama menikmati semua kekayaan dan keindahan yang ada, baik di laut, darat maupun di udaranya. Sebagai rakyat Indonesia kita semua akan bersukacita bila cita-cita ini bisa terwujud. Akan tetapi sayangnya hingga saat ini, memasuki usia  kemerdekaan ke 71, kemakmuran yang dicita-citakan itu masih amat jauh di awan-awan. Malah  ketidakadilan tampaknya semakin menjadi-jadi. Kehidupan politik diciptakan sedemikian rupa demi keuntungan pribadi, demi kedudukan, kekuasaan, kekayaan dan kesenangan duniawi lainnya. Kapan keadilan itu datang dan memenuhi hati kita semua?

Bangsa Israel sebagai bangsa terpilih pasti memiliki cita-cita yang sama, cita-cita menikmati keadilan dan kemakmuran, termasuk Nabot yang tanahnya dirampas oleh raja Ahab. Cerita bacaan pertama hari ini sangat tragis dan membuat Anda dan saya marah. Seorang raja bukannya berjuang untuk mendorong rakyatnya yang miskin supaya bekerja keras untuk memanfaatkan tanah miliknya, tetapi justru merampasnya dengan cara yang jahat. Nabot dituduh menghina Allah dan raja, dibunuh lalu tanah miliknya diambil. Tindakan yang amat jahat dan kejam. Raja dan istrinya melakukan kejahatan melanggar keadilan dan hak azasi manusia (bdk 1 Raj 21:1-16). Mungkin pada zaman itu tindakan raja dan istrinya dianggap wajar dan baik, namun ketika cerita ini masuk dalam jajaran cerita Kitab Suci maka ia sudah mengandung ajaran suci bahwa manusia  hendaknya bersikap adil dan benar terhadap sesamanya, bukannya senang melakukan ketidakadilan seperti ini.

Ketidakadilan tampaknya tidak akan berhenti. Menghadapi situasi itu Tuhan Yesus dalam Injil hari ini mengajak para pendengarnya agar selalu bersikap baik atau positip terhadap siapa saja yang berlaku jahat dan tidak adil terhadap mereka. Segala prinsip lama "mata ganti mata atau gigi ganti gigi" hendaknya diganti dengan semangat baru "jika pipi kananmu ditampar berilah juga pipi kirimu". Di dalam prinsip baru ini bukan saja semangat kasih yang perlu dihayati dan dipraktekan, melainkan juga kepasrahan dan pengorbanan (bdk 5:38-42). Intinya hindari sikap balas dendam dan utamakan kasih dan kebaikan.

Di dunia ini selalu ada tindakan atau perbuatan yang tidak adil menimpa kita. Jika kita selalu ingin membalas dendam atas semua ketidakadilan itu maka hidup kita tak akan pernah nyaman, sebab pasti akan selalu ada pertentangan serta perselisihan dan mungkin peperangan. Jika seorang anak manusia senang melakukan hal-hal yang tidak adil dan suka merugikan sesamanya, maka sesungguhnya orang yang bersangkutan termasuk orang yang paling tidak berbahagia di muka bumi ini, sebab mereka prinsip hidup mereka bertolak belakang dengan prinsip Tuhan sendiri yang menghendaki anak-anak-Nya hidup dalam semangat cinta kasih, jujur, adil dan benar....

Adhitz Ads