Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Juni 01, 2016

JANGAN MALU BERSAKSI !



Hingga saat ini ada begitu banyak orang di antara kita yang malu bersaksi tentang Tuhan, yang mereka percaya sebagai Pencipta, Penebus dan Penolongnya. Misalnya, malu membuat tanda salib di tempat umum kalau hendak makan takut ketahuan kalau mereka adalah orang katolik, imam malu memakai tanda pengenal (salib atau baju kolar) nanti ketahuan kalau mereka adalah imam, malu syering akan pengalaman imannya dalam pertemuan doa atau saat katekese bersama nanti nanti dinilai sombong, malu mengoreksi sesama yang jelas-jelas berbuat kesalahan terbuka sebab takut orangnya tersinggung, malu mengatakan kebenaran nanti dibilang sok suci, dll. Atau karena beralasan sibuk dengan pelayanan yang lain atau juga ingin hidup nyaman di tengah dunia yang semakin sekular dan tenggelam dalam rendahnya etika dan hidup moral.

St. Paulus dalam suratnya hari ini dengan tegas mengatakan kepada Timoteus agar jangan malu bersaksi tentang Tuhan. “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah” (2 Tim 1:6-8). Mengapa tidak boleh malu? Sebab oleh sakramen baptis dan krisma, kita menerima karunia Roh Kudus bukan hanya untuk menikmati kekudusan tetapi untuk melayani dan bersaksi. Tuhan memberi kita karunia keberanian, kekuatan dan kasih serta rela ikut menderita bagi Tuhan bila dalam pelayanan itu kita ditantang, dicemooh seperti halnya para rasul dahulu. Atau seperti sekian banyak orang yang kita jumpai di antara kita yang kelihatan sangat aktip dalam pelayanan Gereja serta karya sosial untuk membantu sesama yang menderita. Oleh dua sakramen di atas sesungguhnya kita mendapat tugas imamat umum menjadi gembala, nabi dan imam.

Sebuah contoh istimewa yang kini sering kita baca buku-bukunya atau kita buka di youtube tentang pelayanan dan kesaksian seorang saudara “disable” bernama Nick Vujicic. Dia telah menjelajah ratusan negara di dunia untuk bersaksi tentang cinta Kristus bagi dirinya. Dia mengatakan semua orang pasti dapat memberikan kesaksian tentang Tuhan melalui pengalaman hidupnya sendiri, sebab setiap orang telah diberi kemampuan – karunia Roh Kudus untuk melayani sesuai dengan kedudukannya di tengah masyarakat dunia ini. Alasannya seperti kata Paulus ini: “Oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru” (2 Tim 1:10-11).

Di tengah dunia ini ada banyak salah tanggap atau salah pengertian dan salah ajar tentang hidup, kematian dan kebangkitan. Orang Saduki misalnya, mereka tidak percaya tentang kebangkitan lalu mereka membuat pertanyaan kepada Yesus, siapa yang akan memperisteri wanita ini dalam surga kalau ada kebangkitan, sebab wanita ini selagi hidupnya di dunia ini telah dinikahkan kepada tujuh bersaudara tetapi semuanya mati?. Yesus dengan tegas mengatakan: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!" (Mrk 12:24-27). Ya, ada banyak juga kesesatan lain dewasa ini yang diterima banyak orang sebagai kebenaran padahal pendapat itu sesat. Misalnya saja, kita boleh melakukan aborsi demi ibu, atau karena alasan ekonomi, atau anak sudah melampaui aturan pemerintah; negara memberi izin pernikahan sejenis demi hak azasi manusia yang saling mencintai, dll. Jika kita malu bersaksi, maka kesesatan akan bertambah dan dunia akan dikuasai oleh dosa Sodom dan Gomora kembali.
    





Adhitz Ads