Pada
tahun 1971, saat saya masih duduk di kelas KPB Seminari Menengah, guru Aljabar
(kini disebut matematika) memberi 100 buah soal Aljabar kepada siswa SMP kelas
3 (kini kelas 9). Yang menjawab benar akan diberi hadiah arloji buatan Swiss
(arloji yang kuat dan bermutu). Dari semua mereka yang mengerjakan soal itu
hanya ada satu siswa yang mengerjakannya dengan benar. Guru bersangkutan, yang
adalah pastor asal Belanda memenuhi janjinya dan memberi siswa tersebut sebuah
arloji buatan Swiss, merk SEIKO. Siswa bersangkutan sangat pandai pada ilmu
bersangkutan, tetapi kemudian ia keluar dari seminari, masuk SMA Umum lalu
studi kedokteran di Jerman. Ia sudah menjadi dokter.
Memberi
jawaban benar atas sebuah pertanyaan dalam ujian atau dalam hal lain adalah
sesuatu yang sangat penting. Sebab dengan jawaban yang benar itu kita mendapat
nilai A atas pertanyaan itu. Tuhan Yesus pada suatu saat memberi pertanyaan
kepada para murid-Nya. Ia ingin tahu sejauh mana orang Yahudi mengenal
diri-Nya. Apakah pengenalan mereka benar atau salah? Siapa aku menurut kata orang? Para murid menjawab
sesuai dengan pemahaman masyarakat. Ada yang bilang Elia, ada yang mengatakan
Yohanes Pembaptis atau salah seorang dari nabi. Ketika semua jawaban itu salah,
ia bertanya kepada para murid-Nya: menurut kamu saya ini siapa? Ketika Petrus
memberi jawaban benar, Petrus mendapat nilai A dari jawabannya. Atas dasar
nilai itu Petrus kemudian diberi tugas menjadi Kepala Gereja pertama di dunia.
Namun Tuhan Yesus melarang mereka agar merahasiakan jawaban itu sampai Yesus
memenuhi karya-Nya yang berpuncak di kayu salib dan kebangkitan-Nya. Lalu Yesus
mengatakan semua hal yang bakal dihadapi-Nya dan kebenaran lain yang perlu
dihayati para murid dalam hidup mereka. Yesus menyembunyikan semua kebenaran
tentang diri-Nya demi terlaksananya semua tujuan kedatangan-Nya di dunia ini
(bdk Luk 9:18-24). Dengan menyembunyikan rahasia Ilahi ini Tuhan, Tuhan membiarkan
manusia melihat sendiri, menilai pengalaman yang dilihatnya dan membiarkan
manusia menanggapi pengalaman itu melalui jawabanya yang benar. Dengan jawaban
itu manusia dihantar untuk memahami Tuhan dan karyan-Nya melalui iman. Allah
itu mahaagung dan mahamulia, akal budi manusia yang terbatas ini sering kali
tidak sanggup memahaminya selain dengan iman.
Dalam
Perjanjian Lama sudah ada nubuat tentang puncak karya-Nya di kayu salib:
“mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam”, akan tetapi siapa yang
akan memenuhinya? Jawabannya: Dia itu
akan berasal dari keluarga Daud, kata nubuat Zakharia (bdk Zak
12:10-11.13:1). Dia yang mereka tikam
itu tidak lain adalah Yesus Kristus yang disalibkan di Golgotha. Inilah puncak
pemenuhan semua janji keselamatan yang disampaikan oleh para nabi dan para
kudus dalam Perjanjian Lama. Maka jawaban Petrus di atas adalah jawaban yang
tepat atas pertanyaan Yesus, siapakah Aku ini menurut kamu?
Siswa
seminari di atas telah memberi jawaban benar atas 100 soal Aljabar (Matematika)
dan ia mendapat hadiah arloji istimewa buatan Swiss. Ia memberi jawaban benar
karena tahu rumus-rumus matematika dengan baik. Petrus memberi jawaban benar
atas pertanyaan Yesus, bukan karena tahu rumus-rumus tentang Yesus tetapi karena
ia mengimani apa yang dikatakan para nabi dalam Perjanjian Lama. Atas pengalaman
hidup bersama Yesus, Petrus menilai seluruh pekerjaan Yesus cocok dengan
nubuat-nubuat itu dan menjawab pertanyaan Yesus dengan benar: “Engkaulah
Mesias, Anak Allah yang hidup”. Sesudah kebangkitan-Nya, Yesus naik ke surga
dan mengutus Roh Kudus. Roh Kudus mengukuhkan iman dan jawaban Petrus ini,
sehingga pada hari Pentakosta, Petrus mengajar seluruh umat yang hadir dengan
benar: YESUS ITU TUHAN DAN JURU SELAMAT.
DIALAH MESIAS YANG DIJANJIKAN ALLAH KEPADA NENEK MOYANG KITA, BARANGSIAPA
PERCAYA DIA HARUS MEMBERI DIRI DIBAPTIS. DIA YANG PERCAYA DAN DIBAPTIS AKAN
DISELAMATKAN ! Kata St. Paulus dalam bacaan kedua, kita diselamatkan karena
oleh pembaptisan kita diangkat menjadi anak-anak Allah dan berhak menerima
semua janji Allah.
Inti
iman kita ada pada jawaban dan pengajaran Petrus dan Paulus di atas. Jawaban
dan pengajaran Petrus bernilai A. Kita yang percaya kepada jawaban dan
pengajaran ini juga akan menerima nilai A dalam iman kita. Iman yang bernilai A ini 100% akan berhasil kalau terwujud dalam
pelayanan kita yang 100% juga benar dan baik. Amin !