Dalam
renungan kemarin saya telah menulis sedikit tentang nabi Elia, sesuai dengan
catatan penulis Kitab Raja-Raja. Hari
ini penulis Kitab Sirakh menulis lebih banyak lagi tentang nabi pembuat mujizat
ini, bahkan memuji Elia sebagai nabi yang hebat, sekaligus menyinggung warisan
kenabiannya kepada nabi Elisa.
Dari
cerita Kitab Suci, setelah Elia naik ke surga, Elisa menerima jubah Elia dan
segala permohonan Elisa dikabulkan. Elisa penuh dengan roh Elia dan segala
karunia yang diminta dari Elia diberikan Tuhan kepada Elisa. “Karena itu selama
hidupnya Elisa hidup sebagai nabi yang sangat keras, sangat ditakuti para
penguasa dan umat kebanyakan, tak seorangpun dapat menaklukkan dia. Tak ada
sesuatupun yang terlalu ajaib baginya, bahkan dikuburkan, jenasahnya masih
bernubuat, sepanjang hidupnya ia membuat mujizat, dan malah ketika meninggal
pekerjaannya menakjubkan” (Sir 48:12-14).
Dua
nabi Perjanjian Lama di atas, bukan hanya nabi yang mewartakan pertobatan
tetapi sungguh hidup sebagai nabi yang menghadirkan kuasa-kuasa Allah dalam
kata dan perbuatan, pembuat mujizat, karena seluruh hidup mereka hampir tanpa
cela, hidup dalam disiplin kenabian yang tinggi, dalam doa dan puasa, dalam
keheningan dan matiraga. Mereka meninggalkan dunia dan hidup di bawah kendali
surgawi. Keduanya yakin “bagi Allah tak ada yang mustahil”. Tuhan mengendalikan
dunia dari tahta-Nya di tempat tinggi.
Sedangkan
Tuhan Yesus dalam injil hari ini mengajarkan para murid-Nya sebuah doa yang
sangat akrab dengan keseharian hidup para pengikut Yesus Kristus, yakni DOA
BAPA KAMI. Doa yang bagus ini berisi semangat yang mendekatkan Allah dengan
manusia karena Allah dapat disapa sebagai Bapa, namun tetap dipuji dan disembah
sebagai Tuhan, yang dari pada-Nya kita dapat meminta banyak hal sesuai dengan
ajaran dan kehendak-Nya. Ia dihormati sebagai Bapa yang suka mengampuni, Bapa
yang memelihara kita dengan makanan rohani dan jasmani dan Bapa yang
membebaskan kita dari segala yang jahat (Mat 6:7-15)
Orang-orang
yang sungguh-sungguh mengimani Allah sebagai Bapa, telah meminta dan menerima,
telah mencari lalu mendapatkannya, telah pula mengetuk dan pintu selalu terbuka
bagi mereka. Atas dasar inilah saya dengan yakin bersaksi bahwa doa Bapa Kami
adalah sebuah doa yang mendatangkan banyak mujizat bagi mereka yang percaya. Dalam
tulisan di Face Book saya telah dua kali menulis tentang mujizat DOA BAPA
KAMI ini. Doa ini diajarkan Yesus
sendiri atas dasar hubungan Anak dan Bapa, hubungan terakrab antar Tuhan dan
manusia. Doa ini singkat tetapi mengandung “mantra” – daya kuasa yang bisa
melembutkan hati Tuhan untuk memberi apa saja yang kita minta atau juga dapat
melembutkan kekerasan hati sesama bila kita memohon kepada Bapa untuk menunjukkan
kuasa-Nya.
Nabi
Elia dan Elisa, dalam keheningan hidup mereka sebagai nabi telah merasakan
keakraban relasi antara mereka dengan Allah yang disebut Bapa oleh Yesus
Kristus. Dalam keheningan meditasi di gua di tempat mereka bertapa, Tuhan telah
menunjukkan kehadiran-Nya yang menakjubkan dalam pelbagai mujizat yang terjadi
selama hidup mereka. Maka saya yakin mujizat selalu dapat terjadi dalam hidup
ini bila ada keakraban relasi antara kita dengan Tuhan, Sang Pemberi Kehidupan,
yakni BAPA KITA DI SURGA.