Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Juni 06, 2016

PENJAGAMU TAK AKAN TERLELAP !



Suatu saat seekor burung pipit tersesat terbang memasuki Gereja, ia menoleh ke kiri dan ke kanan tidak ada orang. Ia hanya melihat lampu Allah yang menyala di samping tabernakel dan dua lampu sorot menerangi altar. Matanya memandang sedikit ke atas dan menyaksikan Tuhan Yesus terpaku pada salib yang besar. Hatinya pun tergerak untuk berdoa lalu ia memejamkan matanya dan berucap: Tuhan, malam semakin larut, gelap, dingin dan sunyi. Yang tersisa hanyalah lampu-lampu di sana terhias bagaikan sinar rembulan. Aku mencoba mengingat seluruh hidupku sepanjang hari ini, ternyata Engkau selalu menuntun aku. Tuhan ke mana pun aku terbang ternyata Engkau ada di situ. Terima kasih Tuhan, lindungilah aku di sini malam ini. Amin (inspirasi dari buku Doa Seekor Burung Pipit)

Nabi Elia mendapat perintah dari Tuhan untuk bersembunyi di tepi sungai Kerit, sebelah timur sungai Yordan, sebab selama tiga tahun Tuhan tidak akan menurunkan hujan atas Israel dan sekitarnya. Elia hanya bisa minum dari sungai itu dan burung-burung gagak akan membawa makanan baginya. Memang terjadi demikian! (bdk 1 Raj 17:1-6). Nabi Elia seorang nabi Tuhan yang saleh dan banyak mujizat  yang dikerjakan Tuhan baginya. Dalam pemerintahan raja Ahab Tuhan membiarkan kekeringan selama 3 tahun atas wilayah pemerintahannya untuk menyadarkan seluruh umat pilihan akan salah dan dosa mereka. Akan tetapi Allah tidak membiarkan nabinya mati kehausan dan kelaparan. Ia tetap dipelihara dengan cara Tuhan sendiri, menyuruh burung-burung gagak membawa makanan kepadanya.

Nabi Elia juga yakin akan rahmat pemeliharaan ini sebab ia juga percaya akan iman raja Daud yang telah menulis mazmur ini: “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. TUHANlah Penjagamu, TUHANlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya” (Mzm 121:1-8).

Meski Daud, Elia dan para kudus lainnya yakin akan penyertaan Tuhan itu, namun ketika derita sering mendera kita dalam banyak kesusahan dan kecemasan, kita pun menjadi lemah dan kuatir. Tuhan Yesus dalam kotbah-Nya di bukit hari ini menyampaikan pesan pengharapan untuk selalu mengandalkan rahmat Tuhan dalam hidup ini. Mengandalkan Tuhan berarti menyerahkan seluruh hidup kepada-Nya dalam sikap lepas bebas dan lemah lembut, dalam ketekunan untuk selalu mencari kebenaran dan melaksanakannya, dalam sikap murah hati untuk menolong sesama yang berkekurangan, selalu tekun, setia dan taat di bawah kehendak Allah, dan selalu bersukacita dalam suka dan duka.....(bdk Mat 5:1-12). Mengapa? Semua sikap ini adalah keutamaan yang senantiasa dipelihara oleh setiap orang yang mengakui kehadiran dan ganjaran Tuhan atas hidup manusia.

Perjuangan kita memang tak pernah mulus, hidup kita sering tidak sejalan dengan cita-cita dan harapan. Seperti burung pipit juga tersesat, namun dalam situasi itu ia melihat ada Tuhan di tempat di mana ia berada. Lalu ia berdoa serta meletakkan seluruh harapan pada-Nya !

Adhitz Ads