Pertanyaan
pada judul renungan hari ini adalah pertanyaan yang sering diungkapkan oleh
orang-orang yang selalu kuatir akan hari esok atau akan masa depan mereka. Lebih
lagi kalau mereka berada dalam keadaan sakit, menderita atau punya masalah. Sebagai
makhluk yang terbatas oleh waktu dan keadaan, oleh tempat dan situasi tertentu,
sewajarnya kita bertanya seperti itu. Akan tetapi bila kekuatiran itu sampai
pada tingkat merugikan iman dan harapan kita akan keyakinan adanya peran Tuhan
dalam hidup ini, maka keadaan seperti itu dapat kita sebut “Anxiety Disorder” –
kecemasan berlebihan. Kecemasan berlebihan ini merupakan suatu keadaan pikiran
dan perasaan yang ditandai oleh adanya rasa cemas yang berlebihan. Contoh
seorang pelajar sering cemas seputar test, yang selalu cemas akan gagal
meskipun dalam latihan dia mendapat nilai yang baik, seorang yang takut jatuh
miskin meskipun bisnisnya lancar dan tabungannya banyak dan sebagainya.
Dalam
Injil hari ini Tuhan Yesus menasihati para murid-Nya agar membebaskan diri dari
rasa cemas, terutama akan makanan dan pakaian, akan masa depan dengan segala
situasinya. Tuhan Yesus memakai perbandingan yang amat sederhana: “lihatlah
burung-burung yang tidak mempunyai ladang sebagai sumber makanannya, atau bunga
bakung yang tidak mempunyai tenunan bagi dandanannya, tetapi burung masih terus
menerus bersiul dan bernyanyi setiap waktu, bunga bakung masih mengeluarkan
bunga melebihi keindahan pakaian raja Salomo”! Jadi, lanjut Tuhan Yesus: “jika
rumput saja didandani sedemikian rupa apalagi manusia citra-Nya”! Kritikan
Yesus: “itu hanya dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah”. Orang yang
percaya kepada Allah hendaknya bebas dari segala bentuk kecemasan, ketakutan
dan kekuatiran apa pun. Pedomannya: “carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semua yang lain akan ditambahkan” (Mat 6:33). Tuhan
Yesus tidak menghendaki kita hidup dalam kekuatiran sebab melalui salib dan
kebangkitan-Nya Dia telah memenangkan kita dari semua hal negatip yang
menyerang kehidupan manusia, dalam pikirannya, hati dan jiwanya.
Carilah
dahulu Kerajaan Allah! Pertanyaannya: apa itu Kerajaan Allah? Kerajaan itu
bukan soal makan minum, bukan pula kekayaan jasmani tetapi soal kebenaran,
damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus (Rom 14:17). Menyebarluaskan kebenaran, sukacita Injil, dan
damai sejahtera adalah kebutuhan dasar dari jiwa manusia, sebab bila jiwa itu
lemah, maka daya juang kita untuk bekerja, berharap akan sirna. Di dalam jiwa
dan roh itulah Roh Kudus akan bekerja menguatkan hidup kita untuk mengalahkan
segala kecemasan atau ketakutan yang tidak perlu.
Situasi
istana raja Yoas penuh ketakutan dan kekuatiran akan hal-hal duniawi, mereka
meninggalkan rumah Tuhan dan mulai menyembah berhala, para nabi ditolak bahkan
dibunuh, sebab hati mereka sudah dikuasai oleh kehendak yang salah, gila harta,
kuasa dan nama besar. Bacaan pertama hari ini menggambarkan semua itu dengan
jelas. Akibatnya terjadilah kekacauan yang mengakibatkan pembunuhan demi
pembunuhan (2 Taw 24:17-25). Yang mereka harapkan adalah harta, kuasa dan
ketenaran tetapi yang didapatkan adalah perselisihan, pertengkaran dan
pembunuhan. Harta dunia bukanlah jaminan untuk mencapai kebahagiaan. Kalau bersandar
pada harta maka hari esok selalu dikejar atau ditunggu dengan penuh kecemasan. Kalau
bersandar pada Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka hari esok akan selalu hidup
dalam harapan akan jadi lebih baik dari dari ini. Amin