Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Juni 20, 2016

MENYIMPAN BALOK DI MATA SENDIRI !



Kemana saja kita pergi dan di mana saja kita berada, sesungguhnya kita masing-masing membawa balok (kelemahan) itu di mata kita. Sebab sejak berada di dalam kandungan ibu kita sudah tercipta dengan menyimpan balok itu di mata kita. Balok itu membuat kita tidak mampu melihat ke dalam diri kita sendiri, tetapi sayangnya amat jeli melihat selumbar kayu di mata sesama, lalu menghakimi mereka dengan ukuran kita sendiri sesuka hati kita.
Atas dasar kelemahan suka menghakimi sesama, maka Tuhan Yesus dalam wejangan-Nya hari ini menasihati para murid-Nya agar tidak menghakimi orang lain. Alasannya amat sederhana: bila kita menghakimi orang maka kita akan dihakimi juga dengan ukuran yang sama seperti yang kita pakai terhadap sesama (bdk Mat 7:1-5). Semua manusia itu berdosa dengan kadar berbeda. Seringkali dosa kita jauh lebih besar dari pada dosa orang lain yang kita hakimi, sehingga Tuhan mengingatkan kita: lihat, ada balok di matamu ketimbang selumbar kayu di mata saudaramu.

Menghakimi orang lain adalah satu ciri negatif yang bisa kita jumpai dalam hidup sehari-hari. Menghakimi orang lain berarti melakukan tindakan yang buruk/negatif terhadap orang lain melalui kata-kata (berbicara yang negatif tentang orang lain, atau juga berpikir negatif tentang sesama , tanpa memberikan kesempatan pada orang itu untuk membela diri atau menjelaskan hal-hal yang ada pada dirinya yang membuat orang lain berpikir, berbicara yang buruk tentangnya. Seringkali terjadi kita menghakimi orang lain dengan tujuan menyembunyikan kelemahan kita sendiri. Kita membesarkan kesalahan kecil dari orang lain untuk menyembunyikan kesalahan besar dari diri sendiri. Kita membanggakan hal kecil yang kita buat untuk menutup hal  yang lebih hebat yang dilakukan orang lain. Menghakimi bisa bersumber pada sikap iri hati kita terhadap sesama sebab kita tidak suka melihat orang lain lebih hebat dari pada kita.

Menghakimi orang lain bisa terjadi karena keangkuhan kita untuk berada pada level yang lebih tinggi dari sesama. Orang Israel tidak mau mendengar nasihat para nabi, karena mereka meremehkan karunia kenabian dari nabi-nabi itu lalu dengan sengaja menolak ketetapan dan perjanjian Tuhan, yang telah berabad-abad disampaikan kepada bangsa Israel melalui bapa bangsa mereka. Akibat dari sikap sombong itu Tuhan membiarkan mereka dikepung bangsa asing, mereka kalah dan diangkut ke tempat pembuangan. Suatu bentuk siksaan tak langsung untuk mendidik mereka agar kembali bertobat (bdk 2 Raj 17:5-8.13-15a.18).

Membiarkan balok terpasang terus di mata kita membuat kita tidak sanggup memperbaiki diri dan bertobat, maka balok itu hendaknya disingkirkan agar kita mulai hidup dengan cara dan sikap baru yakni: berpikir positip untuk menghasilkan tindakan yang positip juga.

Adhitz Ads