28 Maret 1981 terjadi pembajakan pesawat
Garuda Indonesia 206 dalam penerbangan dari bandara Talangbetutu di Palembang
menuju bandara Polonia, Medan. Pembajakan itu dilakukan oleh lima orang teroris
pimpinan Imran bin Muhammad Zein. Mereka memberi perintah kepada pilot untuk menerbangkan
pesawat menuju Lybia tetapi akhirnya hanya mendarat di Thailand. Nama pesawat
yang dibajak itu WOYLA, berpenumpang 57
orang sehingga nama operasi militer atas peristiwa tersebut dikenal sebagai
operasi Woyla! Mendengar pembajakan itu pasukan khusus, Kopassandha (sekarang
Kopassus), dari Indonesia segera dikirim untuk melakukan penyelamatan. Detik-detik
yang menegangkan dalam peristiwa pembebasan sandera itu terjadi tanggal 31
Maret 1981, ketika Satuan Komando Kopassandha pada pukul 02.30 mendekat ke
pesawat. Mereka naik ke sayap pesawat dan berencana masuk melalui pintu
belakang. Pukul 02.43 mereka berhasil pintu belakang masuk menuju ruang
penumpang dan langsung melakukan penyerangan. Dalam waktu demikian singkat
terjadi baku tembak antara pasukan Kopassandha dengan teroris. Pasukan kita
berhasil menembak mati 4 orang teroris, sedangkan pemimpinnya ditangkap
hidup-hidup. Korban pada pihak kita yang ditembak teroris: satu tentara
tertembak di perutnya dan mati di rumah sakit Thailand, juga pilot pesawat.
Tetapi seluruh penumpang serta pramugari dapat dibebaskan.
Setelah perkembangan jumlah jemaat
perdana semakin bertambah di Yerusalem, Herodes mulai menangkap mereka dan juga
para rasul. Rasul Yakobus dibunuh lalu Petrus disandera di bagian terdalam
penjara Yerusalem oleh raja Herodes. Petrus dijaga 4 regu pasukan khusus.
Ketika mendengar peristiwa itu jemaat perdana Yerusalem berdoa bersama memohon
bantuan Tuhan. Doa mereka didengar. Sebelum Petrus dihadapkan ke pengadilan
keesokan harinya, Tuhan mengutus seorang malaikatnya dari surga. Malaikat itu
masuk ke dalam penjara dan membangunkan Petrus. Saat itu juga semua rantai
terlepas dengan sendirinya dari tangan Petrus dan dia dibebaskan secara ajaib tanpa
peristiwa baku tembak dengan pasukan Herodes. Ketika keluar dari penjara, semua
pintu yang dilewati terbuka secara otomatis dan Petrus dibawa pergi ke rumah
jemaat.
Pembebasan ini menjadi pengalaman rohani
yang indah bagi Petrus dan ia percaya akan pemeliharaan Tuhan atas dirinya,
yang telah diangkat menjadi pemimpin pertama Gereja awal. Pengukuhan
kepemimpinan Petrus sesungguhnya telah terjadi di Kaisarea, Filipi, seperti
cerita Injil hari ini. Saat itu Tuhan Yesus bertanya kepada para murid tentang
siapakah Dia menurut kata orang. Petrus memberi jawaban yang sangat tepat oleh
ilham dari surga. Mendengar jawaban itu,
Yesus pun berkata kepada-Nya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di
sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini
akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di
sorga." (Mat 16: 17-19). Gereja yang didirikan para rasul ini
adalah Gereja yang kini diwarisi Gereja Katolik dan dalam syahadat para rasul
Gereja kita disebut: satu, kudus, katolik dan apostolik. Petrus adalah
pemimpinnya yang pertama. Perkataan Tuhan dalam Injil tadi adalah pernyataan
pengukuhan Petrus menjadi pemimpinnya. Selain dia diberi kuasa untuk memimpin,
menggembalakan dan mewartakan juga untuk mengampuni serta mengikat dosa. Petrus
menerima kuasa ini dan bersama rasul-rasul lain, termasuk St. Paulus, mereka
meletakkan dasar Gereja di atas Pemimpin Utamanya, Yesus Kristus.
Karya St. Paulus dan perjuangannya telah
ditulis dalam Kisah Para Rasul serta dalam surat-surat apostoliknya yang indah
dan luar biasa bagus. Tak ada surat seperti itu lagi dalam zamannya. St. Paulus
dalam karyanya mengalami banyak tantangan dan pencobaan tetapi ia tetap teguh
dalam imannya akan Yesus Kristus. Kepada Timoteus, anak buahnya, ia mengatakan
hari ini bahwa, ia telah menyelesaikan pertandingan ini dengan baik dan siap
memasuki Kerajaan-Nya. Ia sangat menghormati Petrus sebagai pemimpinnya.
Keduanya mati sebagai martir di Roma. Petrus disalibkan dengan kepala ke bawah
dan Paulus dipenggal kepalanya. Gereja Kristus berdiri tegak sampai hari ini.
Meskipun Gereja kita, berabad-abad berlayar dalam tantangan dan gelombang yang
hebat, Gereja Kristus ini tetap hidup dan terus berlayar menuju pelabuhan
abadi.
Karya kita dalam menyebarluaskan
Kerajaan Allah bukanlah pekerjaan kita semata, tetapi di dalamnya selalu ada
Tuhan yang menyertai, yang menolong, yang mengerjakan dan yang
menyelesaikannya. Apa pun tantangannya, pasti selalu ada pertolongan dari surga
untuk menyelesaikan segalanya dengan baik menurut rencana dan kehendak-Nya. Doa
kedua rasul utama ini akan menyertai kita selamanya, walaupun seringkali kita
hanya memintanya secara singkat: St. Petrus dan Paulus, doakanlah kami.