Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, Juni 03, 2016

YANG LUKA AKAN KUBALUT ! (Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus)

Bencana alam yang terjadi di mana-mana meninggalkan banyak kesusahan, kesedihan serta munculnya penyakit baru, akibat luka batin dan kematian yang menimpa keluarga. Pedih, perih, trauma bisa terbawa seumur hidup bila sesudah terjadi bencana itu tak ada pengolahan hidup yang bisa membangkitkan semangat baru. Yang ada hanya wajah murung seperti tak ada lagi harapan.

Pada saat bangsa Israel kehilangan harapan akibat datangnya masa gelap di tempat pembuangan di tahun 593-571 sebelum Masehi, nabi Yehezkiel datang dengan nubuat yang memberi harapan dengan mengatakan: “Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya” (Yeh 34:11-13.16).

Nubuat yang mengandung janji ini sungguh membesarkan harapan bangsa yang tertindas ini bahwa, akan datang waktunya Tuhan sendiri ingin turun tangan untuk membantu mereka keluar dari kesusahan besar itu, sebab Tuhan telah mendengarkan doa mereka. Mereka semua akan digembalakan oleh seorang gembala yang hebat, yaitu Tuhan sendiri, yang akan memberi mereka jaminan hidup rohani dan jasmani, terutama menyelamatkan mereka dari tempat kegelapan, di tanah pembuangan. Nubuat Yehezkiel ini sungguh menghibur dan menguatkan semangat untuk berharap dan berharap di kala umat pilihan itu tenggelam di tengah kesusahan besar akibat kesalahan mereka sendiri. Tuhan ingin membalut kembali luka-luka yang disebabkan oleh dosa-dosa itu dan mau memulihkan semuanya sampai nubuat-nubuat itu terpenuhi.

Kebaikan hati Tuhan untuk memulihkan umat pilihan-Nya tidak terbatas pada masa perjanjian lama, tetapi berlangsung terus hingga menjadi nyata dalam karya Yesus Kristus, Putera-Nya. Perumpamaan dalam Injil hari ini ingin menyatakan kepada kita bahwa Allah itu mahabaik, pengasih dan penyayang, suka mengampuni orang-orang berdosa. Ketika domba masuk kandang Sang Gembala menghitungnya, ternyata ada satu yang hilang, Ia meninggalkan yang 99 ekor dan mencari yang hilang sampai ditemukan. Setelah ditemukan Sang Gembala menggendongnya dan membalut luka-lukanya lalu memasukkannya ke dalam kandang bersama kawanan domba yang lain. Hati Sang Gembala sangat bersukacita sebab domba yang hilang itu bisa ditemukan kembali. Gembala yang baik itu tidak lain adalah Tuhan sendiri. Begitulah juga sukacitanya kerajaan surga bila satu orang berdosa bertobat lebih daripada sukacita karena 99 orang benar (bdk Luk 15:3-7). Allah sungguh berbelaskasih terhadap pendosa yang bertobat walaupun Allah membenci dosa. Belaskasih Allah dinyatakan Yesus dalam banyak perumpamaan tentang pengampunan dan penemuan dirham  yang hilang.

St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma memberi kesaksian ini berdasarkan pengalaman pengampunan yang dialaminya: “waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar -- tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati -- Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rom 5:6-8). Kristus membela hidup kita bukan karena kita pantas dan benar tetapi karena kita berdosa. Paulus membuat perbandingan bahwa belum tentu seseorang mau mati untuk benar, apalagi untuk berdosa, tetapi Kristus justru melakukannya karena Ia mencintai orang berdosa supaya diselamatkan. Di sinilah kelebihan kasih Allah yang tak terselami oleh pikiran manusia. Yesus Kristus sungguh bersedia membalut luka-luka hidup kita karena memang Dia amat mencintai kita pribadi lepas pribadi dengan kasih-Nya yang tak berkesudahan. Pada hari raya ini Tuhan mengulangi kembali pernyataan belaskasih-Nya itu dan berlaku hingga selamanya. Amin  

Adhitz Ads