Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Selasa, Juni 21, 2016

PEMBELAAN TUHAN ATAS UMATNYA !



Dalam perkara-perkara, baik perdata maupun kriminal, seorang terdakwa diberi kebebasan untuk memilih pembela (advocat) guna membuat pembelaan atas perkaranya agar perkara itu dapat diadili secara benar, jujur serta adil oleh polisi, para jaksa dan hakim yang menyelidiki dan mengadili perkaranya. Hal ini dibuat karena kebanyakan manusia di bumi ini tidak melek hukum. Pembela-pembela ini entah mereka dibayar atau tidak, mereka wajib membuat pembelaan supaya keputusan hakim atas perkara yang ada, sungguh-sungguh sesuai dengan hukum dan kesalahan dari terdakwa.

Penduduk kota Yerusalem berada di bawah ancaman, Sanherib, raja Asyur. Ia mengirim  pesan ancaman kepada Hizkia, raja Yehuda,  melalui utusannya dengan mengatakan: "Janganlah Allahmu yang kaupercayai itu memperdayakan engkau dengan menjanjikan: Yerusalem tidak akan diserahkan ke tangan raja Asyur. Sesungguhnya, engkau ini telah mendengar tentang yang dilakukan raja-raja Asyur kepada segala negeri, yakni bahwa mereka telah menumpasnya; masakan engkau ini akan dilepaskan?” (2 Raj 19:9b-10)

Mendengar dan membaca ancaman ini Hizkia membawa surat itu ke bait Allah dan membentangkannya di atas mezbah lalu berdoa: "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, dan dengarlah; bukalah mata-Mu, ya TUHAN, dan lihatlah; dengarlah perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mengaibkan Allah yang hidup. Ya TUHAN, memang raja-raja Asyur telah memusnahkan bangsa-bangsa dan negeri-negeri mereka dan menaruh para allah mereka ke dalam api, sebab mereka bukanlah Allah, hanya buatan tangan manusia, kayu dan batu; sebab itu dapat dibinasakan orang. Maka sekarang, ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kiranya kami dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah Allah, ya TUHAN." (2 Raj 19:15-19)
Doa raja didengarkan Tuhan dan mengutus nabi Yesaya dengan pesan: : Ia (raja Asyur) tidak akan masuk ke kota ini dan tidak akan menembakkan panah ke sana; juga ia tidak akan mendatanginya dengan perisai dan tidak akan menimbun tanah menjadi tembok untuk mengepungnya. Melalui jalan, dari mana ia datang, ia akan pulang, tetapi ke kota ini ia tidak akan masuk, demikianlah firman TUHAN. Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku." (2 Raj 19:32-34).
Dengan pesan ini Tuhan menyatakan pembelaan-Nya atas umat kesayangan-Nya. Dari cerita selanjutnya raja Asyur tidak dapat masuk Yerusalem karena banyak tentaranya yang mati.

Raja Asyur demikian sombong dan melakukan penghinaan terhadap Tuhan, Allah Israel. Ia berpikir bahwa sebegitu mudahnya ia akan menyerang Yerusalem karena bangsa-bangsa sekitarnya telah berhasil ditaklukannya. Ia tidak menyangka bahwa Tuhan yang dihinanya akan membela umat pilihan-Nya.

Tuhan Yesus dalam wejangan-Nya hari ini menyampaikan prinsip-prinsip hidup kristiani seperti: menghargai yang kudus, sesama dan kerajaan surga. Prinsip-prinsip ini adalah kebenaran yang menuntun setiap orang yang percaya agar bisa mencapai keselamatan, sebab pintu kepada keselamatan itu amat sempit adanya (Mat 7:6.12-14). Raja Asyur tidak menemukan tuntunan hidup yang baik karena dirasuki oleh ambisi kekuasaan untuk menjajah bangsa-bangsa. Ambisinya tidak diperkenankan Tuhan untuk berkembang.  Ambisi seperti ini kemudian dilakukan juga oleh kaisar-kaisar kafir kerajaan Romawi. Mereka membunuh semua orang Kristen di Roma dan di tempat jajahan mereka yang  lain. Namun Tuhan melindungi umat-Nya dan menjadikan Roma sebagai pusat pemerintahan Gereja Katolik sejagat raya.

Ya, semakin manusia menolak kehadiran-Nya di tengah dunia dan dalam hidup manusia, semakin Tuhan menunjukkan kuasa-Nya yang ajaib untuk menegakkan eksistensi-Nya. Apa yang direncanakan-Nya, itulah yang akan hidup dan berkembang.    





Adhitz Ads