Dalam perkara-perkara, baik perdata
maupun kriminal, seorang terdakwa diberi kebebasan untuk memilih pembela
(advocat) guna membuat pembelaan atas perkaranya agar perkara itu dapat diadili
secara benar, jujur serta adil oleh polisi, para jaksa dan hakim yang
menyelidiki dan mengadili perkaranya. Hal ini dibuat karena kebanyakan manusia
di bumi ini tidak melek hukum. Pembela-pembela ini entah mereka dibayar atau
tidak, mereka wajib membuat pembelaan supaya keputusan hakim atas perkara yang
ada, sungguh-sungguh sesuai dengan hukum dan kesalahan dari terdakwa.
Penduduk kota Yerusalem berada di bawah
ancaman, Sanherib, raja Asyur. Ia mengirim
pesan ancaman kepada Hizkia, raja Yehuda, melalui utusannya dengan mengatakan: "Janganlah Allahmu yang kaupercayai itu
memperdayakan engkau dengan menjanjikan: Yerusalem tidak akan diserahkan ke
tangan raja Asyur. Sesungguhnya, engkau ini telah mendengar tentang yang
dilakukan raja-raja Asyur kepada segala negeri, yakni bahwa mereka telah
menumpasnya; masakan engkau ini akan dilepaskan?” (2 Raj 19:9b-10)
Mendengar dan membaca ancaman ini Hizkia
membawa surat itu ke bait Allah dan membentangkannya di atas mezbah lalu
berdoa: "Ya TUHAN, Allah Israel,
yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan
di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. Sendengkanlah telinga-Mu,
ya TUHAN, dan dengarlah; bukalah mata-Mu, ya TUHAN, dan lihatlah; dengarlah
perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mengaibkan Allah yang hidup. Ya
TUHAN, memang raja-raja Asyur telah memusnahkan bangsa-bangsa dan negeri-negeri
mereka dan menaruh para allah mereka ke dalam api, sebab mereka bukanlah Allah,
hanya buatan tangan manusia, kayu dan batu; sebab itu dapat dibinasakan orang.
Maka sekarang, ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kiranya kami dari tangannya,
supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah Allah,
ya TUHAN." (2 Raj 19:15-19)
Doa
raja didengarkan Tuhan dan mengutus nabi Yesaya dengan pesan: : Ia (raja Asyur) tidak akan masuk ke kota ini dan
tidak akan menembakkan panah ke sana; juga ia tidak akan mendatanginya dengan
perisai dan tidak akan menimbun tanah menjadi tembok untuk mengepungnya. Melalui
jalan, dari mana ia datang, ia akan pulang, tetapi ke kota ini ia tidak akan masuk,
demikianlah firman TUHAN. Dan Aku akan memagari kota ini untuk
menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku." (2 Raj 19:32-34).
Dengan pesan ini Tuhan menyatakan
pembelaan-Nya atas umat kesayangan-Nya. Dari cerita selanjutnya raja Asyur
tidak dapat masuk Yerusalem karena banyak tentaranya yang mati.
Raja Asyur demikian sombong dan
melakukan penghinaan terhadap Tuhan, Allah Israel. Ia berpikir bahwa sebegitu
mudahnya ia akan menyerang Yerusalem karena bangsa-bangsa sekitarnya telah
berhasil ditaklukannya. Ia tidak menyangka bahwa Tuhan yang dihinanya akan
membela umat pilihan-Nya.
Tuhan Yesus dalam wejangan-Nya hari ini
menyampaikan prinsip-prinsip hidup kristiani seperti: menghargai yang kudus,
sesama dan kerajaan surga. Prinsip-prinsip ini adalah kebenaran yang menuntun
setiap orang yang percaya agar bisa mencapai keselamatan, sebab pintu kepada
keselamatan itu amat sempit adanya (Mat 7:6.12-14). Raja Asyur tidak menemukan
tuntunan hidup yang baik karena dirasuki oleh ambisi kekuasaan untuk menjajah
bangsa-bangsa. Ambisinya tidak diperkenankan Tuhan untuk berkembang. Ambisi seperti ini kemudian dilakukan juga oleh
kaisar-kaisar kafir kerajaan Romawi. Mereka membunuh semua orang Kristen di
Roma dan di tempat jajahan mereka yang
lain. Namun Tuhan melindungi umat-Nya dan menjadikan Roma sebagai pusat
pemerintahan Gereja Katolik sejagat raya.
Ya, semakin manusia menolak
kehadiran-Nya di tengah dunia dan dalam hidup manusia, semakin Tuhan
menunjukkan kuasa-Nya yang ajaib untuk menegakkan eksistensi-Nya. Apa yang
direncanakan-Nya, itulah yang akan hidup dan berkembang.