Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Selasa, Juni 14, 2016

KASIH-NYA TAK TERBATAS !

Tak seorang manusia pun di bumi ini, yang dapat kita sebut namanya sebagai contoh atas dedikasi cinta yang sempurna dan tak terbatas, selain Tuhan sendiri. Dalam kata dan tindakan Tuhan lebih dari segalanya. Kata syair lagu: "kasih Yesus lebih dalam dari lautan, lebih tinggi dari langit, lebih luas dari samudera, lebih indah dari pelangi", dst.

Dalam Injil hari ini Tuhan mengajar para murid-Nya agar mencintai musuh, berdoa bagi yang menganiaya kita, sebab Tuhan menurunkan hujan bagi orang benar dan juga tidak benar, menerbitkan matahari bagi orang baik dan orang jahat. Tuhan tidak pilih kasih, tetapi mengasihi semua tanpa kecuali. Tuhan melakukan yang terbaik dan sempurna bagi umat-Nya (Mat 5:43-48), agar semua orang boleh mengalami kasih-Nya, lalu menjawab pernyataan kasih itu dengan membangun sikap baru yakni pertobatan sambil membaharui iman, harap dan kasih kepada Tuhan dalam kata dan tindakan baru. Tindakan yang menyelamatkan.

Menurut Elia, raja Ahab dan istrinya harus menerima ganjaran yang setimpal dengan perbuatan jahat mereka, sebab mereka melawan kasih, melawan Allah dan bertindak tidak adil terhadap sesamanya. Namun ketika Ahab bertobat serta mohon ampun, Allah membiarkan dia hidup tetapi keturunannya akan mengalami pembalasan itu. Pandangan Perjanjian Lama ini sama terdapat pada bangsa-bangsa lain juga, misalnya: dimana ada kejahatan di situ ada kutukan, di mana ada perbuatan baik di situ ada berkat. Dengan kata lain, jika hidup dan perbuatan kita negatip maka hasilnya pun akan negatip. Jika tindakan kita positip maka buahnya juga akan positip. Walaupun Ahab diampuni Tuhan karena pertobatannya tetapi keturunannya memikul akibat itu.

Namun dalam Perjanjian Baru Tuhan menyatakan sikap belaskasih-Nya dengan mengajak kita untuk berbelaskasih juga, seperti ajakan Yesus terhadap para murid-Nya dalam Injil hari ini. Mengapa? Di hadapan Allah kita semua sama-sama orang berdosa. Sebab hidup kita sudah dicemari dosa pusaka dan dosa kita sendiri. Supaya kita luput dari hukuman atas dosa-dosa itu, maka kita diminta untuk saling mendoakan dan saling mengampuni, supaya pengampunan Allah mengalir dengan sendirinya di saat kita memohon pengampunan itu dari Allah sendiri. Di tempat lain dalam Injil, Yesus meminta hal ini kepada para murid, "sebab kalau kamu tidak mengampuni maka Bapamu di surga tidak akan mengampuni kamu".

Akan tetapi di atas segala kelemahan dan kekurangan manusiawi kita, kita masih mempunyai satu jaminan pendamaian atas dosa-dosa yang kita lakukan yakni rahmat Yesus Kristus yang telah rela mati untuk kita di kayu salib. Meterai salib ini telah Dia wariskan melalui sakramen pembaptisan, krisma, perkawinan, pengampunan dosa, perminyakan kudus, imamat dan ekaristi. Dalam sakramen-sakramen ini Tuhan menunjukkan kasih-Nya tanpa batas kepada umat-Nya yang percaya. Semua tindakan para rasul dan para imam Perjanjian Baru dalam pelayanan sakramen-sakramen ini merupakan bentuk kasih Allah yang nyata bagi umat-Nya hingga akhir zaman. Dengan demikian benarlah sabda yang berbunyi: Aku menyertai kamu hingga akhir dunia !

Adhitz Ads