Kristina adalah seorang gadis semata
wayang dalam keluarganya. Ia sangat cantik dan mempesona setiap pemuda di
kampungnya. Ia tamat SMA dan memiliki ketrampilan menenun kain. Banyak sekali
pemuda yang ingin meminangnya tetapi dia selalu menolaknya dengan alasan ingin
membantu ibunya yang sering sakit. Di usianya yang ke 25 ia dilamar oleh
seorang pemuda yang kakinya pincang dari desa tetangga. Pemuda ini telah
melamar banyak gadis tetapi mereka semua menolaknya karena alasan kakinya pincang.
Sebaliknya Kristina menerima lamaran itu dengan senang hati.
Setiap tetangga di kampungnya baik
ibu-ibu, para pemuda maupun bapa-bapa menjadi heboh mendengar bahwa Kristina
menerima lamaran pemuda bersangkutan. Mereka semua pada sesal karena mereka
menilai pemuda itu sangat tidak serasi dengan Kristina. Ada yang mendatang ayah ibu Kristina dan menghasut
mereka supaya menolak lamaran pemuda itu. Akan tetapi mereka tidak ingin
mengecewakan hati anaknya dan menjawab: “itu sudah pilihannya, kami tdak mau meBilangintervensi
pilihannya itu jangan sampai ia mengambil keputusan buruk jika kami campur
tangan”, walaupun dalam hati kecil mereka juga ingin seperti keinginan para
tetangga itu. Namun karena mereka menaruh hormat pada keputusan anaknya maka
mereka diam saja dan berdoa, semoga anak gadis mereka akan merasa bahagia
dengan pemuda pilihannya.
Setelah menikah keduanya dikaruniai tiga
orang anak, Kristina tetap rajin menenun sedangkan suaminya menjadi petani yang
tekun menanam tanaman perdagangan: kopi, cengkeh serta vanili hingga ribuan
pohon. Dari hasil yang mereka dapatkan setiap tahun mereka dapat menyimpan uang
di bank hingga hampir mendekati milliar rupiah. Uang itu kemudian mereka pakai
untuk pendidikan anak-anak mereka hingga selesai di perguruan tinggi. Kristina merasa
bahagia dengan suaminya yang rajin demikian suaminya merasa bahagia dengan
Kristina karena setia menenun dan melayani keluarga dengan penuh kasih dan perhatian.
Kitab Kidung Agung hari ini melukiskan
kerinduan seorang pemuda yang mencari jantung hatinya keliling kota. Ia bertanya
kesana kemari kepada peronda-peronda kota tetapi mereka semua menjawab ia telah
pergi meninggalkan mereka. Meski demikian ia tekun mencarinya sampai menemukan
jantung hatinya itu dan setelah ditemukan ia memegangnya erat-erat dan tidak
dilepaskannya lagi (Kid 3:1-4a). Sebuah lukisan cinta yang tak pernah berubah
dari Tuhan sendiri kepada umat kesayangan-Nya. Lukisan pencaharian ini kemudian
terwujud pada cinta Kristus yang datang mencari yang lumpuh, yang buta, yang
berdosa, yang sakit sambil mengelilingi kota dan desa lalu menyembuhkan mereka
semua. Semua manusia yang tidak berdosa dan yang berdosa adalah jantung hati
Tuhan, sebab Dialah yang telah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya.
Ketika manusia jatuh dalam dosa Ia sendiri datang menebusnya, dengan rela mati
di salib dan bangkit kembali dari antara orang mati.
Cinta yang luar biasa ini telah juga
merasuki hati seorang perempuan berdosa yang bernama Maria Magdalena. Ketika Tuhan
mengampuni dia dari dosanya yang sangat berat, Maria Magdalena mengalami kasih
Allah yang amat dalam dan pengalaman itu tak dapat dibalasnya dengan harta selain
menjadi pengikut Yesus yang setia. Maria Magdalena menjadi sahabat Yesus dan
para murid, ia selalu menyertai Yesus hingga ke Golgotha dan kemudian orang
pertama yang menyaksikan peristiwa kebangkitan Tuhan dan menjadi pewarta
tentang kebangkitan itu kepada para murid Yesus (bdk Yoh 20:11-18) Pengalaman
jatuh ke dalam dosa membuat Magdalena mencari jantung hatinya yang bisa
menyelamatkan hidupnya dari dosa dan kematian kekal. Ia menemukan jantung
hatinya pada Tuhan Yesus yang mengampuni dia, yang membebaskan dan
menyelamatkannya. Keputusan untuk mengikuti Yesus ia nyatakan dengan setia
seumur hidupnya. Magdalena bahagia dengan keputusan itu dan menjadi orang kudus
dalam Gereja.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.