Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Juli 10, 2016

SESAMAMU ADALAH SAUDARAMU !



Persaudaraan kristiani adalah persaudaraan yang universal tanpa batas agama, suku, bangsa dan negara. Sebab kita semua adalah makluk ciptaan Allah yang sama, dengan cap citra Allah, bernafaskan nafas Allah, ditebus oleh Allah agar semua masuk surga. Saling tolong menolong sebagai saudara atas dasar cinta kasih merupakan dasar yang utama dan kokoh dari semangat persaudaraan itu. Patron utamanya tidak lain adalah Yesus Kristus sendiri.

Orang yang menegaskan ajaran di atas adalah Yesus sendiri dan juga St. Paulus, dalam Injil dan surat Paulus hari ini. Yesus membeberkan contoh praktis dari persaudaraan yang universal itu ketika menyampaikan cerita tentang orang Samaria yang murah hati. Ia menolong bukan hanya sesama Samaria tetapi seorang Yahudi yang mencap Samaria itu orang kafir. Ajaran Yesus ini sungguh merupakan sindiran tajam bagi orang Yahudi yang sangat eksklusif dalam cara pandang mereka tentang persaudaraan itu. Persaudaraan Yahudi itu sempit, hanya boleh terwujud di antara Yahudi saja. Di luar Yahudi itu tidak. Dengan pengajaran tentang Samaria yang baik hati, Yesus ingin memperluas wawasan mereka tentang makna persaudaraan itu, sebab Kristus wafat dan bangkit untuk semua orang. Wawasan inilah yang kemudian menggerakkan hati para pemimpin dunia untuk mendirikan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), sebuah lembaga yang mengatur kerja sama dalam pelbagai bidang guna menjaga kestabilan setiap Negara untuk menikmati kemerdekaa, kedaulatan dan identitasnya sebagai suatu Negara.

St. Paulus dalam suratnya kepada orang Kolose mengatakan hari ini: “Yesus itu kepala tubuh, Dia itu yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga IA menjadi lebih utama dari segala sesuatu. Oleh karena Dia maka segala sesuatu dapat diperdamaikan dengan Allah” (Kol 1:18-20). Kepala itu nakhoda utama dalam kepemimpinan Kristiani. Jika nakhoda utamanya sudah membuka jalan keutamaan itu demi kasih-Nya itu maka semua pengikut-Nya wajib mengikuti jalan itu. Cara pandang persaudaraan kita yang eksklusif hendaknya beralih ke sifatnya yang universal. Dunia ini menjadi milik kita bersama yang diatur dalam batasan tata tertib universal tetapi karena derajat sama sebagai citra Allah.

Orang Yahudi sendiri sesungguhnya telah memiliki Taurat tentang Sabda Allah, seperti diungkapkan dalam bacaan pertama hari ini. Pada akhir bacaan tadi Musa mengeaskan: “Sabda itu sangat dekat padamu, yakni dalam mulutmu dan di dalam hatimu, hendaklah engkau melaksanakannya” (Ul 30:14). Ia dekat karena Ia telah menjelma menjadi manusia. Ia ada dalam mulut dan hatimu karena Dia menjadi kepala atas kita semua, dan  kita adalah anggoa tubuh-Nya. Mulut dan hati kita menjadi mulut dan hati-Nya.

Kalau Dia mengatakan bahwa “sesamamu adalah saudaramu” itu adalah wujud dari keanggotaan kita dalam persekutuan kristiani itu, di mana Ia sendiri menjadi kepalanya. Sebarluaskan berita ini kemana saja, ke segala ujung bumi, agar semangat kasih itu menyebar bagaikan api yang ditiup angin dan membakar hati seluruh penghuni bumi ini untuk berkata: mari kita hidup dalam persaudaraan, karena aku dan engkau adalah saudara !




Adhitz Ads