Nasib orang-orang baik tak pernah lepas
dari kebencian dan dendam sesama yang memusuhi mereka. Sebab kehadiran
orang-orang baik mengganggu ketentraman orang-orang jahat, karena itu
orang-orang jahat selalu membungkam orang-orang baik dengan cara meneror,
mengintimidasi, menangkap dan memenjarakan termasuk membunuhnya. Yesus sendiri
mengalami hal yang sama.
Yeremia dalam bacaan pertama ditangkap
dan hendak dibunuh oleh seluruh penduduk Yerusalem karena nubuat-nubuatnya
keras dan tajam. Yeremia hanya melanjutkan pesan-pesan Tuhan melalui dirinya,namun
penduduk Yerusalem tersinggung berat dengan nubuat itu karena Yeremia menyebut
semua dosa yang mereka lakukan dan akibat dari dosa yang bakal mereka pikul. Tersinggung,
marah dan mendapat ancaman adalah resiko dari tugas sebagai nabi. Akan tetapi
Yeremia tidak takut akan ancaman pembunuhan atas dirinya, sebab ia yakin bahwa
tugas itu benar dan akan menyelamatkan bangsa itu jika mereka bertobat. Jika
orang Israel masih memiliki perasaan tersinggung sebenarnya masih memiliki
suara hati yang baik (bdk Yer 26:11-16.24). Yeremia diselamatkan oleh Ahikam
bin Safan. Ia selamat dari rencana pembunuhan.
Jalan hidup Yohanes Pembaptis lain lagi.
Tugas kenabiannya terhenti di tangan Herodes, ketika Herodes mengikuti kemauan
puterinya untuk mempersembahkan kepala Yohanes dalam pinggan sebagai hadiah
atas tarian indah puterinya di hadapan para tamu di saat pesta ulang tahunnya.
Hadiah kepala orang suci ini bukanlah hadiah yang menyenangkan sebab nyawa
seorang nabi dikorbankan. Ini adalah tindakan balas dendam dari seorang yang
merasa tersinggung atas kritikan sang nabi atas cara hidup yang tidak sesuai
dengan kehendak Tuhan. Herodes sesungguhnya telah bersalah sebab mengambil
istri saudaranya menjadi isterinya. Herodias sangat tersinggung dengan kecaman
Yohanes Pembaptis maka ia membalas dendam dengan cara yang kejam.
Bagi orang yang tersulut marah dan
dendam perbuatan balas dendam pasti memuaskan hatinya yang marah. Akan tetapi
apakah kepuasan itu akan membuatnya bahagia. Tak ada kebahagiaan di balik
perbuatan balas dendam, sebab perbuatan membunuh sesama manusia adalah
kejahatan yang akan membuat seseorang akan menderita seumur hidup. Orang yang
suka membalas dendam adalah orang-orang yang tidak bahagia dalam hidup ini.
Manusia tidak akan pernah menjadi bahagia karena kejahatan yang dilakukannya. Sebab
kejahatan bertentangan dengan kehendak Tuhan, sumber kebahagiaan sejati.
Kemarin kita menonton di televisi atau baca
di surat kabar dan medsos tentang peristiwa pembunuhan yang terjadi atas diri
seorang pastor di Perancis. Peristiwa seperti ini tidak lain selalu berhubungan
dengan pembalasan dendam, perampokan dan kejahatan yang serupa dengan itu.
Sebuah kenyataan hidup yang bisa menimpa siapa saja. Tuhan membiarkan semuanya
terjadi mungkin demi sebuah tujuan yang telah dirancangkan-Nya, sebagaimana Dia
membiarkan Yesus Kristus mengalami perjalanan dan kematian di salib yang mendatangkan
keselamatan bagi umat manusia !