Hari ini kami merayakan ekaristi bersama
seorang imam baru di paroki asalnya bernama Mamba, Manggarai Timur, Keuskupan
Ruteng, Flores. Umat yang hadir pada hari ini membludak, lebih banyak dari hari
Minggu lainnya. Mereka mencari tempat duduk atau berdiri hingga ke teras luar Gereja
karena ingin bergembira menyaksikan misa perdana dari seroang imam asal paroki
mereka. Kehadiran umat yang membludak ini tentu merupakan tanda adanya antusiasme
positip terhadap panggilan khusus, panggilan menjadi imam. Suatu cara hidup
yang masih menjadi idola dari banyak kaum muda katolik khususnya di
wilayah-wilayah mayoritas, seperti di Nusa Tenggara Timur ini. Hal ini dapat
disimpulkan dari banyaknya calon yang ikut testing masuk seminari menengah,
walaupun mungkin tidak memiliki motivasi yang murni, yang perlu diteliti lebih
dalam lagi.
Sebagai pembawa kotbah hari ini, saya
mengajak umat untuk turut bergembira bersama imam baru, berdasarkan kutipan
Kitab Suci yang berbunyi:”Bergiranglah bersama dia”! Kutipan ini diambil dari
bacaan pertama nubuat nabi Yesaya yang mengajak bangsa Israel yang berkabung
karena kesusahan hidup yang dialami bangsa Israel di tempat pembuangan. Dalam situasi
terbuang, terlupakan, terabaikan umat Israel tidak boleh bersedih sebab Tuhan
tidak pernah melupakan umat-Nya, walaupun penderitaan itu disebabkan oleh
ketegaran hati mereka sendiri atau disebabkan oleh bangsa lain yang menjajah
mereka. Nubuat Yesaya ini sungguh berisi sebuah hiburan agar bangsa yang
terluka tetap hidup dalam pengharapan akan datangnya hari pembebasan (bdk Yes
66:10-14c).
St. Paulus dalam bacaan kedua menyatakan
kegembiraan dan kemegahan hidupnya sebab yakin bahwa Yesus Kristus yang telah disalibkan bagi dia
dan dia bagi dunia adalah tanda keselamatan yang termulia yang dilakukan Allah
bagi umat manusia yang berdosa dan menderita. Melalui Yesus Kristus karunia
Allah dicurahkan atas hidup manusia dan dengannya manusia diberi kekuatan,
penghiburan untuk selalu bertahan dalam kesusahan, apa pun masalahnya. Pernyataan
Paulus yang hebat ini adalah bukti kekuatan iman yang perlu dimiliki oleh
setiap pengikut Kristus karena di balik penderitaan ada kuasa yang membebaskan
ialah Tuhan sendiri.
Ketika Yesus berhadapan dengan situasi
sulit dalam karya-Nya di tengah bangsanya sendiri, Ia tetap mengutus para
murid-Nya dengan pesan: tetaplah berdoa agar Tuhan mengirim pekerja-pekerja
untuk menuai panenan yang berlimpah, meskipun misi itu tidak mudah karena
berhadapan dengan banyak serigala (baca: tantangan dan pencobaan) (Luk
10:1-12.17-20). Tugas seorang imam sama dengan tugas para murid. Seseorang menjadi
imam karena ia hatinya tergerak untuk mengambil bagian dalam tugas perutusan
Kristus: menyelamatkan dunia dari pelbagai serangan serigala yang ganas, dari
pelbagai persoalan hidup yang pelik, dari dosa yang merajalela merasuki hati
dan pikiran manusia. Seseorang menjadi imam adalah hasil doa dari seluruh umat
Allah yang mengalami pelbagai serangan itu. Dengan ditahbiskannya seorang imam
maka seluruh umat boleh bergembira bersama dia agar ia memulai hidup dan tugas
pelayanan yang baru ini dalam iman dan harapan teguh akan penyertaan Tuhan yang
tak pernah berkesudahan.
St. Thomas, rasul, yang pestanya
dirayakan hari ini telah mengalami pelbagai tantangan dari serigala-serigala
dunia ini, akan tetapi ia tetap teguh dalam pelayanannya sampai akhir hidupnya
dan mati sebagai martir. Semoga juga para imam termasuk imam baru ini. Amin