Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, Juli 28, 2016

ANTARA IKAN BAIK DAN BURUK !



Kalau kita termasuk orang yang pandai membeli ikan (ikan basah) di pasar, kita bisa tahu mana ikan baik dan mana ikan buruk (busuk). Dari segi jenis ikan, kita harus tahu nama ikannya. Dari segi lamanya ikan itu sudah ditangkap dapat kita perhatikan warna mata dan insangnya. Jika warna mata dan insangnya sudah memutih berarti ikan itu buruk dan hampir membusuk. Sebaiknya jangan dibeli sebab rasanya pasti tidak enak.

Hari ini Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan tentang seorang nelayan yang menangkap ikan dengan pukatnya. Ikan yang ditangkap ada yang baik dan ada yang buruk. Yang baik dimasukkan ke dalam pasu dan yang buruk dibuang. Itu berarti yang membedakan baik dan buruk di sini dilihat dari jenis ikan. Sebagai anak pantai dan sering menangkap ikan di laut serta yang tahu jenis ikan, saya boleh mengatakan bahwa ikan disebut baik itu karena: bentuknya bagus, dagingnya enak atau gurih bila dimasak/dibakar dan dimakan. Sedangkan ikan yang buruk itu bentuknya jelek dan dagingnya tidak enak serta ada juga yang beracun. Perumpamaan ini hendak membandingkan sifat manusia yaitu ikan baik adalah orang-orang yang sifatnya baik dan menyenangkan, sifat dan sikap yang berkenan di hadapan Tuhan, sebaliknya ikan yang buruk adalah orang-orang yang sifat dan sikapnya bertentangan dengan kehendak Tuhan (bdk Mat 14:47-53). Bila kita digolongkan dalam ikan yang baik maka kita akan disatukan dalam kerajaan Allah (pasu), sebaliknya bila kita tergolong ikan yang buruk kita akan dibuang.

Sebagai orang yang beriman kita akui bahwa tidak semua kita suci, pantas dan baik di hadapan Tuhan dan sesama. Pada satu pihak mungkin kita memiliki banyak kehebatan tetapi pada pihak lain kita juga memiliki banyak kelemahan. Menurut bacaan pertama hari ini, sebagai manusia yang memiliki banyak kelemahan dan keterbatasan, kita diajak agar selalu kembali menghadap Tuhan. Melalui nabi Yeremia, Tuhan mengatakan bahwa manusia itu seperti tanah liat di tangan tukang periuk, apabila bentukan pertamanya rusak maka ia harus dibentuk kembali agar bentukannya sesuai dengan keinginan tukangnya. Tuhan itu tukang periuk, tanah liat itu kita umat anak-anak-Nya. Tuhan selalu ingin membentuk hidup kita sesuai dengan keinginan-Nya, supaya kita selamat atau menjadi ikan yang baik, jika hidup kita dirusak oleh dosa maka kita perlu kembali kepada-Nya supaya dapat dibentuk kembali oleh-Nya dengan rahmat pengampunan (bdk Yer 18:1-6).  

Dalam kenyataan hidup ini, ada orang yang merasa senang dengan kejahatan, walaupun itu bukan cara hidup yang benar, tetapi sayangnya bila tidak bertobat, mereka akan menjadi orang yang terbuang. Tetapi kita bersyukur bahwa ada banyak orang yang senang dengan kebaikan, hidup sesuai kehendak Tuhan. Kiranya cara hidup yang benar ini patut diwariskan secara turun temurun kepada anak cucu dan ecep lence, dst. Amin

Adhitz Ads