Para petinggi agama Yahudi, ahli Taurat,
Farisi dan para pemuka agama lainnya seringkali merasa heran akan jawaban para
murid Yesus ketika mereka ditangkap dan diadili. Dilihat dari latar belakang
pendidikannya, mereka bukanlah apa-apa, hanya petani atau nelayan dari Galilea,
tetapi kecerdasannya mereka dalam menjawab melampaui para hakim agama yang
mengadili mereka.
Begitulah wujud dari janji Kristus
terhadap para murid sesuai pesan-Nya hari ini. “Apabila mereka menyerahkan kalian, janganlah kamu kuatir akan
bagaimana dan akan apa yang harus kalian katakan, karena semuanya akan
dikurniakan kepada pada saat itu juga. Karena bukan kalian yang akan berbicara
melainkan Roh Bapamu” (Mat 10:19-20). Mewartakan Kristus dan pekerjaan-Nya
kepada bangsa Yahudi atau pun kepada
bangsa lain bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab tidak semua orang mau
menerimanya. Kata Yesus di tempat lain, pekerjaan itu ibarat seorang penabur
benih yang menabur benihnya di tanah: ada yang jatuh di jalan, ada yang jatuh
di tanah berbatu, ada yang jatuh di tanah bersemak duri dan yang lain di tanah
yang subur. Hasilnya bisa tahu sendiri.
Ketika para murid dengan berani memberi
kesaksian mereka tentang siapa itu Yesus Kristus, kesaksian mereka bukannya
menyenangkan melainkan sebaliknya dicap sebagai penghujatan terhadap hukum
Taurat. Tidak heran kalau tuduhan yang diterima para murid waktu diadili di
depan majelis agama: kamu telah menghujat, jangan menyebut lagi nama itu, dll.
Suatu tuduhan yang tidak berdasar dengan alasan yang dicari-cari. Kata Yohanes
di awal Injilnya: “Ia datang kepada
milik kepunyaan-Nya tetapi orang-orang kepunyaan-Nya tidak menerima Dia”
(Yoh 1:11). Mengapa? Suatu pekerjaan yang paling berat yang selalu kita temukan
dalam hidup manusia adalah “mengalahkan dirinya sendiri” dalam
banyak hal: dalam cara pikirnya, kebiasaannya, keinginan hatinya yang sudah mapan
pada dosa atau pada tingkah lakunya yang terjerat oleh kesombongan. Akibatnya
segala yang baik, yang kudus, yang mendatangkan berkat, yang menyelamatkan
ditolak bahkan dilawan.
Menghadapi kenyataan seperti ini, nyali
keberanian kita sering melayang. Kita takut dan mundur. Dalam sabda-Nya hari
ini Tuhan menghibur kita dengan mengatakan: “jangan
kamu kuatir akan apa pun juga.... Roh Bapa akan berbicara untukmu”!
Penghiburan ini sama sifatnya ketika umat Israel berada dalam keadaan terpuruk
di bawah penjajahan bangsa lain. Melalui nabi Hosea, Tuhan bersabda: “Aku akan memulihkan mereka dari
penyelewengan. Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela....Aku akan menjadi
embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan
menjulurkan akar-akarnya sepeerti pohon hawar.....” (bdk Hos 14:2-10).
Tuhan berpihak pada kaum tertindas yang bertobat, yang hendak kembali
memperbaiki dirinya. Tuhan menyertai setiap orang yang mewartakan nama dan
karya-Nya. Apa pun tantangan yang dihadapi dalam hidup ini, mengandalkan Tuhan
sebagai jaminan untuk mendapatkan jalan keluar bukanlah pengharapan yang
sia-sia. Para rasul dan para kudus serta banyak orang beriman telah
mengalaminya ketidakmustahilan itu! Amin