Kalau kita mengunjungi museum, di sana
tersimpan banyak sekali warisan pusaka berharga dari zaman nenek moyang yang
dijaga dan dirawat sebagai kenangan akan sejarah masa lalu dari setiap bangsa. Dalam
museum ada barang yang bernilai sejarah, ada yang bernilai seni dan budaya, ada
barang-barang yang pernah dipakai orang-orang yang paling berpengaruh dsb.
Semua ini disimpan dan dipelihara dengan baik agar para generasi sesudahnya
dapat melihat bagaimana nenek kecerdasan moyang mereka bisa menciptakan
barang-barang tersebut. Pada setiap zaman manusia memiliki kreativitas untuk
menciptakan sesuatu sesuai dengan kecerdasannya.
Kitab Putera Sirakh hari ini menyinggung
tentang pujian mereka terhadap para leluhur bangsa Israel yang termashyur
menurut urutan-urutannya dalam sejarah bangsa, agar nama mereka tidak dilupakan
begitu saja tanpa riwayat dan catatan penghayatan iman mereka akan Yahwe. Cara
hidup dan iman mereka patut dijadikan contoh bagi generasi selanjutnya
sebagaimana kita di zaman ini mengenangkan mereka dalam doa-doa hari
peringatan, pesta atau hari raya. Contoh hari ini peringatan St. Yoakim dan St.
Ana, orangtua bunda Maria. Catatan penulis Kitab Sirakh hari ini sungguh
menggugah hati kita dan mendorong kita, supaya dalam hidup ini, kita bukan
hanya berbangga atas kehadiran para pewaris hidup yang baik ini tetapi juga
mampu meneruskan semangat hidup mereka yang baik ini turun temurun.
St. Yoakim dan Sta. Ana yang kita
peringati hari ini telah mewariskan apa yang baik dalam diri Bunda Maria yang
melahirkan Yesus, Tuhan dan Juru Selamat kita. Lalu dalam Injil hari ini Tuhan
Yesus mengatakan tentang diri-Nya sendiri kepada para murid sebagai berikut: “Tetapi berbahagialah matamu karena melihat
dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak
nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak
melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya”
(Mat 13:16-17). Warisan yang diterima oleh Tuhan Yesus dari bunda-Nya dan
nenek moyang-Nya dan kuasa Allah dalam diri-Nya membuat semua orang yang
menyaksikan karya-Nya dan mendengar sabda-Nya boleh merasa berbahagia. Sebab para
nabi yang mempersiapkan kedatangan-Nya tidak bisa menyaksikan apa yang
dikerjakan oleh-Nya bagi keselamatan umat manusia.
Gereja melalui para kudusnya telah
mewariskan semua itu kepada kita. Kita semua yang menjadi pengikut-Nya, telah
menerima warisan Yesus Kristus dan para rasul-Nya ketika kita dibaptis menjadi
anak Allah. Adalah kewajiban kita untuk terus mewariskan semua yang baik dan
mulia itu kepada generasi selanjutnya melalui pewartaan dan kesaksian hidup kita
setiap hari.
Pak Viano adalah seorang yang tekun
dalam ibadat harian di rumah dan hari Minggu di gereja. Ia dan istrinya juga
dikenal sebagai orang yang murah hati dalam lingkungan hidup mereka setiap
hari. Segala rejeki tangkapan ikan dari laut dibagi-bagi saja kepada tetangga
dekatnya atau siapa saja yang datang ke rumahnya. Anak-anaknya menyadari hal itu
sebagai warisan yang baik dan mereka bangga pada orang tuanya. Ketika anak-anaknya
telah hidup berkeluarga mereka berusaha melakukan hal yang sama dan juga mengajar
anak-anaknya untuk hidup baik, tekun beribadat dan suka berbuat baik. Mereka hafal
dengan baik isi Kitab Suci ini yang mereka pakai sebagai bacaan wajib setiap
hari dalam keluarga yakni: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu
Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan
kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau
mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila
engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya
sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan
haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu”.
(Ul 6:4-9). Luar biasa dari keturunan pak Viano yakni dari anak-anaknya
yang sembilan orang, ada 4 keluarga yang anaknya menjadi imam dan dua keluarga
yang anaknya menjadi suster. Puji Tuhan !