Penyebab utama manusia jatuh ke dalam
dosa tidak lain karena percaya kepada perkataan dusta dari si ular di taman
Firdaus. Hawa terkecoh oleh rayuan gombal si ular maka ia terjerumus melanggar
perintah Allah. Adam termakan oleh dusta Hawa maka ia juga melanggar perintah
Allah. Untuk menghindari dusta dan supaya tidak berdusta, Musa merumuskan
perintah ke 8 dari perintah Allah: Jangan
bersaksi dusta !
Meski orang tahu dusta itu merupakan
dosa yang sangat jahat namun kini semakin banyak orang bersaksi dusta, berkata
dusta atau mendustai sesamanya. Contoh terbanyak dusta yang dilakukan pada masa
kini adalah lewat dunia maya. Banyak orang kelhilangan uangnya karena janji
dusta via handphone dengan undian berhadiah, via email dengan dusta tentang
simpanan triliunan dari orang kaya di Bank Barclay, dusta yang dilakukan para
gadungan di dunia para politisi, gadungan dunia medis dan kedokteran, gadungan
dalam Gereja, para gadungan dari dunia keamanan, gadungan dari dunia gaib yang
dilakukan pendoa gadungan, peramal gadungan, bank gadungan dll. Banyak orang
disesatkan dan mengalami kerugian akibat dari kejahatan dusta ini. Sasarannya
tidak lain adalah uang atau harta. Orang yang mudah percaya menjadi makanan
empuk para pendusta, mulai dari mereka yang berpangkat tinggi sampai dengan
kaum muda dan kanak-kanak. Dusta menghancurkan siapa saja terutama mereka yang
mudah percaya.
Melihat kenyataan ini nabi Yeremia hari
ini berkata dengan lantang: “Jangan percaya kepada perkataan dusta. Ini bait
Tuhan, ini bait Tuhan, ini bait Tuhan”. Seruan “ini bait Tuhan” diulang tiga kali, hemat saya Yeremia mau
mengingatkan umat Israel bahwa dusta itu sangat berbahaya, dia bisa
menghancurkan semua unsur yang suci (bait Tuhan) dalam hidup manusia. Bait suci
ditinggalkan umat Israel untuk menyembah berhala. Sasarannya memang ingin
menghancurkan ketaatan manusia terhadap Allah. Umat Israel percaya kepada
berhala-berhala bangsa lain karena tipu daya para pendusta dari bangsa-bangsa
itu yang mengatakan allah mereka adalah
yang benar, yang bisa membuat orang menjadi kaya dalam seketika tanpa usaha
yang sukar dst (bdk Yer 7:1-11).
Hingga kini menjadi nyata dalam hidup
modern, ada begitu banyak orang memakai jimat (kekuatan dari batu, kayu,
binatang) supaya menjadi kaya mendadak, dapat mengalahkan kuasa setan, menjaga
diri dari bahaya sihir, bebas dari sakit dan derita dan bermacam-macam
propaganda gombal dan menyesatkan iman, harapan dan kasih manusia kepada Tuhan.
Gambaran tentang masuknya tipu daya kejahatan dalam hidup manusia disampaikan
Tuhan Yesus dalam perumpamaan lalang di antara gandum (Mat 13:24-30). Siapa
yang menaburkan lalang itu? Jawabannya tidak lain dari pada musuh jiwa yaitu iblis, pendusta dan bapa dari segala dusta,
kata Yesus dalam Injil Yohanes 8:44. Pendusta ini dapat mempengaruhi siapa saja,
dia bisa membuat manusia menjadi pendusta dan menyusahkan sesamanya.
Karena itu nabi Yeremia menegaskan
dengan sungguh-sungguh agar kita jangan percaya kepada dusta dari si pendusta,
agar tidak terjebak menjadi pendusta juga. Dalam status Face Book minggu lalu
saya menulis tentang dusta ini dengan mengatakan: sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tidak percaya. Dalam
dunia politik sering terjadi mosi tidak
percaya disampaikan masyarakat kepada para pejabat publik karena suka
menipu, berkata dusta hingga melakukan perbuatan korupsi atau mencuri. Pada
tahun 70-an ada sebuah lagu yang sering dinyanyikan yang syairnya berbunyi: memang lidah tak bertulang tak terbatas
kata-kata, tinggi gunung seribu janji, lain di bibir lain di hati ! Lagu ini memang cocok untuk para pendusta dan
pencuri ! Amin