Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Juli 27, 2016

SUKA DUKA SANG NABI vs SANG MUTIARA!



Menjadi nabi Tuhan pada zaman hidupnya Yeremia bukanlah pelayanan yang enteng, melainkan pelayanan yang sangat berat. Pada awal panggilannya ia menolak sebab ia masih terlalu muda, tetapi Tuhan seolah-olah memaksanya sambil berjanji akan menyertai dia. Meski ia tahu ada penyertaan itu tetapi di saat-saat ia menghadapi ejekan, penderaan bahkan penangkapan hingga dijeblos ke dalam penjara, Yeremia tidak mampu untuk tidak menangis dan mengeluh. Bacaan pertama hari ini menggambarkan keadaan hatinya yang tersesak.

“Celaka aku, ya ibuku, bahwa engkau melahirkan aku, seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Aku bukan orang yang menghutangkan ataupun orang yang menghutang kepada siapa pun, tetapi mereka semuanya mengutuki aku. Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai” (Yer 15:10.18). Ungkapan Yeremia ini sungguh menggambarkan hatinya yang terluka, pedih, perih tak tertahankan sampai mencap Tuhan bagaikan air yang tak dapat dipercaya. Suatu gambaran kehidupan dan pergulatan batin dari setiap insan yang tertimpa derita dan terasa melampaui pertahanan iman akan penyertaan Tuhan. Gambaran tentang kelamnya kehidupan manusia yang juga dirasakan oleh jutaan manusia abad ini di pelbagai belahan dunia ini. Di mana-mana orang merintih dan menangis, di mana-mana orang mengeluh dan merontak dalam keputusasaan. Suka duka sang nabi juga adalah suka duka kita.

Ketika Yesus datang suka itu tak pernah berhenti, bahkan bertambah karena negeri terjanji itu telah terkontaminasi oleh kekafiran dan kepalsuan, oleh penindasan dan ketidakadilan, oleh pajak yang tinggi dan kemiskinan. Namun dalam keadaan seperti itu Yesus tidak berhenti berbicara dan mengunjungi setiap kampung dan kota, penduduk di pantai dan pegunungan untuk mengatakan kepada mereka bahwa di tengah bangsa yang tertindas ini sudah ada mutiara yang mahal dan harta yang terpendam. Ia sampaikan kebenaran ini dalam bentuk perumpamaan yang terdengar dalam bacaan ekaristi hari ini. Bila mereka menemukan mutiara atau harta terpendam itu, mereka akan menjual segala harta yang lain untuk mendapatkannya, walaupun mereka tahu Dia lebih menderita daripada nabi Yeremia (bdk Mat 13:44-46). Mengapa mereka begitu berani untuk melakukannya?

Kehadiran dan kekuatan kuasa Sang Mutiara itu jauh lebih kuat dari segala derita apapun di dunia ini. Perjumpaan dengan-Nya akan menghilangkan semua ketakutan, kegelisahan, kecemasan tentang hidup ini. Dia akan memberi kita karunia-karunia yang kita perlukan untuk mengatasi segala bentuk ketakutan dan kecemasan itu. Sang Mutiara itu tidak lain adalah Yesus Kristus sendiri. Suka duka sang nabi tidak ada artinya dengan kuasa penghiburan yang kita terima dari Yesus, Tuhan. Amin

Adhitz Ads