Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Juli 04, 2016

MEMAINKAN IMAN PENUH PENGHARAPAN !

Sekali berdayung, dua tiga pulau terjangkau. Pepatah ini dapat berarti sekali melangkah dua tiga pekerjaan diselesaikan.

Demikianlah pekerjaan yang dilakukan Tuhan Yesus menurut Injil hari ini. Anak yang sudah tidak bernyawa lagi alias mati, Ia hidupkan; seorang wanita yang sakit pendarahan, hanya dengan menjamah jumbai jubahnya, ia sembuh. Di hadapan Tuhan segala perkara kehidupan seperti sakit, mati, sedih dan susah yang ditimbulkan oleh macam-macam persoalan bukanlah hal yang sukar. Sakit dan mati, jawabannya ada dalam kuasa-Nya. Namun kunci jawabannya bukan semata-mata bergantung pada DIA yang memiliki kuasa itu melainkan pada IMAN yang bekerja dalam diri setiap orang yang datang kepada-Nya (bdk Mat 9:18-26).

Kepala rumah ibadat itu tahu anaknya sudah mati, tetapi ia masih berharap anaknya akan hidup kembali, sebab ia percaya siapa itu Yesus. Demikian juga si wanita yang sakit pendarahan itu, ia telah bergulat dengan penyakitnya selama 12 tahun. Ketika keduanya melihat Yesus, kepala rumah ibadat meminta Yesus datang ke rumahnya, sedangkan perempuan itu tergerak hatinya untuk menjamah jumbai jubah-Nya saja, selagi Yesus dikerumuni banyak orang. Iman wanita ini berkobar sedemikian kuat sehingga pada saat itu juga pendarahannya sembuh. Wanita itu memainkan iman yang penuh pengharapan dan ia sembuh.
Menyaksikan peristiwa penyembuhan wanita itu kepala rumah ibadat tadi memainkan iman yang sama, anaknya dihidupkan kembali.

Iman penuh pengharapan yang kita hayati dan mainkan dalam perjalanan hidup kristiani adalah tingkatan iman tertinggi yang patut dicapai dalam penghayatan iman kita. Bagi Tuhan tak ada perkara yang sedemikian mustahil, DIA dapat melakukan mujizat kapan saja. Pandangan Tuhan bukan terfokus pada MASALAH kita tetapi pada IMAN kita. Karena itu pekerjaan terberat bagi manusia di hadapan Tuhan adalah bagaimana kita berusaha untuk menyuburkan dan menghayati iman sampai pada tingkat penuh pengharapan itu.

Ada banyak peristiwa yang diceritakan dalam Kitab Suci yang menunjukkan penghayatan iman penuh pengharapan dari para tokohnya. Abraham, Musa, Daud, Esther, para nabi, Bunda Maria, para rasul, anggota jemaat perdana. Demikian pun dalam sejarah Gereja Katolik ada banyak kisah dari para kudus yang memberi kesaksian tentang iman mereka yang penuh pengharapan itu. Pada zaman ini pun kita mendengar atau membaca banyak kisah yang menunjukkan keajaiban iman penuh pengharapan itu. Atas dasar pengalaman-pengalaman itulah kita dapat membuat kesimpulan kecil ini yaitu: "baik buruknya hidup ini bergantung pada baik buruknya iman kita kepada Tuhan". Iman menyuburkan mujizat, mujizat menyuburkan semangat untuk bekerja dan berjuang guna mencapai hidup yang semakin lebih baik.

Cinta Tuhan kepada umat-Nya tak pernah surut. Nubuat Hosea dalam bacaan pertama hari ini mengungkapkan kobaran kerinduan cinta Tuhan bagi jemaat-Nya seperti hubungan suami istri.  "Aku akan menjadikan engkau isteriKu untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteriKu dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Aku akan menjadikan engkau isteriKu dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN" (Hos 2:18-19). Luar biasa lukisan janji ini. Jawaban atas nubuat yang bersifat janji di atas tergantung pada iman penuh pengharapan. Amin

Adhitz Ads