Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Selasa, Juli 12, 2016

JANGANLAH HATIMU KECUT !



Rasa kecut, takut, gelisah dan galau adalah perasaan-perasaan negatif yang disebabkan oleh adanya ancaman terhadap jati diri, kenyamanan dan keamanan diri kita sebagai manusia. Manusia, sebagai makhluk ciptaan tertinggi, memang telah diberi kuasa untuk menaklukan segala ciptaan lainnya, akan tetapi kita tetap memiliki kelemahan masing-masing. Takut dan berani, kecut dan gagah perkasa, maju dan mundur datang silih berganti. Ketika seseorang menjadi berani, dikuasai hati yang gagah perkasa, ia maju tak gentar; tetapi jika seseorang dikuasai perasaan hati yang kecut, takut, ia mungkin akan mundur 1000 langkah dan ingin menyembunyikan diri dari tantangan yang dihadapinya.

Bangsa Israel berada dibawah tekanan dan ancaman akan diserang oleh raja Aram. Raja Ahas dan rakyat Yehudah ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin, begitu kisah yang tertulis dalam Kitab Yesaya hari ini. Lalu Yesaya diminta Tuhan menghadap Ahas dan menyampaikan pesan-Nya: “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut.....” Hal itu tidak akan sampai terjadi....(bdk Yes 7:1-9). Ini namanya nubuat nabi yang memberi kekuatan dan pertolongan agar tenang dan tetap percaya pada kuasa Allah.

Ancaman dan tantangan hendaknya dihadapi dengan hati tenang, agar bisa berdoa dengan baik memohon pertolongan Tuhan, atau agar bisa merancang pertahanan untuk mencari perlindungan diri atau melakukan apa yang terbaik supaya luput dari bahaya itu. Bangsa terpilih hendaknya kembali ingat akan penyertaan Allah atas nenek moyang mereka ketika keluar dari negeri Mesir. Pengalaman pembebasan itu adalah sejarah besar yang tak boleh dilupakan, sebaliknya hendaknya diimani. Allah telah menunjukkan cinta dan penyertaan-Nya yang menyelamatkan. Mengapa sekarang harus takut? Mengapa gentar dan kecut?

Hari ini penginjil Matius menggambarkan Yesus yang marah dan mengutuki kota Khorazim dan Kapernaum yang orang-orang  degil hati dan tidak mau bertobat dari dosa dan perbuatan mereka yang jahat. Semua mujizat yang terjadi di sana tidak mereka lihat sebagai tanda Tuhan yang hidup di tengah-tengah mereka dan memperhatikan mereka. Perlindungan diberikan hendaknya diiringi dengan sikap tobat bukan sebaliknya. Orang yang hidup dalam dosa, hatinya tidak nyaman, gelisah dan takut (bdk Mat 10:34-11:1). Maka salah satu jalan untuk membebaskan diri dari semua kegentaran yang bercokol daam hati serta pikiran adalah bertobat. Pertanyaan mengapa ada rasa takut, kecut dan gentar. Jawabannya: itu adalah salah satu efek dari rasa salah, sehingga kurang yakin akan penyertaan dan pertolongan Tuhan. Amin.


Adhitz Ads