Sepanjang zaman manusia memiliki
tokoh-tokoh idolanya masing-masing, lebih lagi pada zaman ini. Di mana saja
tokoh-tokoh itu ada mereka mengerumuninya dan minta foto bersama, suka mendengar
pembicaraannya, meniru penampilannya dalam gaya rambut, pakaian dll. Dengan mengidolakan
seseorang mereka ingin agar gaya hidup serta semangat orang tersebut bisa
menjadi gaya hidup dan semangat mereka. Tidak peduli apakah orang bersangkutan
memiliki moral yang baik atau tidak. Bagi mereka yang terpenting dia terkenal,
kaya dan menjadi bintang dalam hal tertentu.
Orang Yahudi pada zaman Yesus, khususnya
kalangan menengah ke atas juga memiliki tokoh idola mereka yang dambil dari
tokoh-tokoh sejarah perjanjian lama, misalnya mengidolakan Yunus, Daud, Salomo,
Musa dll. Mereka memuji tokoh-tokoh tersebut lebih dari pada tokoh lainnya
karena keunikan dan kehebatan mereka dalam hal tertentu. Ketika Yesus muncul di
tengah-tengah mereka sebagai pembicara yang hebat dan menarik serta menunjukkan
karya-karya hebat dalam hal mujizat-mujizat, ada yang mengidolakannya tetapi
ada yang menyangsikan bahkan ada yang membencinya.
Dalam Injil hari ini, beberapa ahli
Taurat dan orang Farisi mencobai Yesus dengan meminta tanda yang jelas bahwa
Dia itu Mesias, Juru Selamat yang dinantikan seluruh bangsa Israel. Mendengar permintaan
itu Yesus agak kesal dan menjawab mereka membuat perbandingan antara diri-Nya
dengan Yunus dan Salomo. Dengan tegas Ia mengatakan, di sini ada yang lebih
dari kedua tokoh itu. Rakyat kebanyakan dan orang-orang tertentu di kalangan
Farisi serta ahli Taurat tidak ragu akan kuasa Yesus. Ia berasal dari Allah. Namun
bagi orang-orang yang tegar hatinya dan yang memiliki kepentingan politis dalam
pemerintahan entah di kalangan istana kerajaan Israel atau pun dalam kerja sama
dengan para penjajah Romawi, Yesus itu dicap seorang tokoh yang amat berbahaya
dan tak boleh dibiarkan hidup. Semua pertanyaan yang diarahkan kepada-Nya tidak
lain merupakan jeratan untuk bisa menangkap dan mengadili-Nya. Dengan kata lain
mereka menolak Yesus (bdk Mat 12:38-42).
Nabi Mikha dalam warta dan nubuatnya
yang kita dengar dari bacaan pertama hariini menyatakan kekesalannya atas sikap
bangsa ini yang tidak suka mendengar, tidak suka akan nasihat, tidak suka
melihat orang lain lebih hebat, tidak suka dikeritik, dll. Kata Mikha: "Hai manusia, telah diberitahukan
kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain
berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan
Allahmu?" (Mi 6:8). Sikap dasar sombong telah membuat mereka menutup
telinga dan hati untuk mendengarkan dan mengikuti nasihat yang baik, sebab
mereka suka akan ketidakadilan dan ketidakjujuran.
Kesombongan adalah akar utama dari dosa.
Kesombongan membuat manusia merasa diri sebagai Tuhan atas dirinya sendiri dan
tidak mau mendengar sesamanya. Bagi yang sombong Yesus bukanlah apa-apa. Pada hal
Dia lebih dari semua tokoh yang terkenal dalam sejarah manusia. Memang, sebab Dia
bukan manusia biasa tetapi Tuhan dan Juru Selamat, lebih dari Yunus dan Salomo
!