Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Juli 17, 2016

MENJAGA KESEIMBANGAN, PENTING !


Tak seorangpun dari antara kita yang dapat membantah bahwa urusan yang berhubungan dengan hal-hal duniawi itu jauh lebih kelihatan hasilnya ketimbang hal-hal rohaniah. Akibatnya manusia tampaknya lebih fokus dan sibuk untuk memajukan hal-hal jasmani itu dari pada hal-hal rohani. Maka ketika kita bertanya tentang aktivitas manusia sehari-hari dalam hubungan dengan hal-hal rohani akan tampak jelas kepincangan itu. Alasan yang selalu muncul seperti ini: terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu untuk berdoa, tidak ada waktu membaca Kitab Suci, tidak ada uang untuk mengikuti retret atau rekoleksi. Akan tetapi jika terjerumus dalam banyak masalah dengan urusan-urusan duniawi itu, manusia lari kepada Tuhan, di hadapan-Nya ia memohon, mengeluh sambil menangis dan mulai menghitung-hitung jasanya pada urusan-urusan agama, dll. Dalam hitung-hitung itu Tuhan yang dipersalahkan, seolah-olah Tuhan kikir, tidak punya belas kasih, tidak mendengar doa lalu meragukan peran-Nya dalam hidup manusia, kemudian lari ke dukun, peramal, pendoa palsu, dst.

Tak seorangpun juga dari antara kita yang percaya kepada Allah dapat membantah bahwa asal usul hidup ini dimulai oleh CREATOR UTAMA, yang disebut Tuhan. Santu Paulus merumuskan keyakinan itu dengan berkata: Tuhan yang memulai, Tuhan yang mengerjakan segalanya dalam diri kita dan Tuhan juga yang mengakhirinya. Namun keyakinan ini kurang terwujud dalam perbuatan, tak ada waktu untuk Tuhan karena sibuk. Melihat kenyataan itu Santu Yakobus mengingatkan kita bahwa, iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati.

Supaya kita bebas dari ketegangan karena kecenderungan-kecenderungan yang keliru di atas, maka apa yang perlu kita perbaiki dalam hidup ini?

Bacaan pertama mengingatkan kita akan pentingnya berbuat baik dan memberi perhatian kepada sesama yang ada di sekitar kita. Abraham mengundang ketiga tamunya mampir ke kemahnya dan menjamu mereka dengan makanan yang enak. Dari perbuatan baik itu ia mendapat berkat untuk mendapatkan keturunan meski istrinya sudah mati haid. Hadiah dari perbuatan baik yang disertai harapan akan terpenuhinya janji itu sungguh melampaui apa yang dia pikirkan (bdk Kej 18:1-10a).

Yesus mengunjungi Marta dan Maria. Keduanya merupakan sahabat baik dari Tuhan Yesus. Ketika Yesus datang mengunjungi mereka, Marta sibuk menyiapkan makanan dan minuman bagi tamu istimewa ini, sedangkan saudarinya Maria duduk manis di depan Tuhan untuk mendengarkan pengajaran-Nya. Marta agak kesal hati dan ia mengeluh kepada Yesus akan sikap saudarinya itu. Yesus menjawab Marta dengan berkata: Maria sudah mengambil yang terbaik. Dari alur cerita, kehadiran Tuhan Yesus di rumah mereka tampaknya mendadak. Mereka tidak siap, karena itu sebagai kakak yang tertua Marta pun sibuk mengatur segala hal yang terbaik. Ia ingin menunjukkan kebaikan hatinya untuk menjamu tamu istimewa ini. Yesus agak mengeritik Marta namun tidak ikut mempersalahkan sikap Maria. Ia menghargai Maria sebab ia memanfaatkan kesempatan ini untuk lebih banyak mendengarkan pengajaran-Nya. Suatu kesempatan yang amat langkah terjadi (bdk Luk 10:38-42). Sikap positip Yesus terhadap keduanya mengajarkan kepada kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup. Manusia terdiri dari tiga unsur penting: tubuh, jiwa dan roh. Memberi perhatian seimbang kepada ketiganya merupakan sikap yang amat bijaksana, agar hidup ini terpelihara menurut porsinya yang seimbang.

Adhitz Ads