Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, Juli 14, 2016

EMBUN TUHAN ITU EMBUN TERANG !



Di musim kemerau setiap tumbuhan memerlukan embun pagi, agar ia bertahan menghadapi teriknya mentari. Embun adalah tetesan uap air yang menghidupkan. Tanpa embun tumbuh-tumbuhan akan layu dan mati.

Dalam bahasa Kitab Suci embun dapat berarti berkat atau rahmat atau karunia yang diberikan Tuhan kepada manusia agar manusia bertahan menghadapi pelbagai kesulitan atau tantangan dalam hidup. Tanpa itu semua manusia bakal mudah jatuh dalam godaan dan dosa lalu menderita tanpa bisa disembuhkan. Hidup manusia bukan hanya membutuhkan makanan untuk tubuh, tetapi lebih dari itu. ia membutuhkan kekuatan dari Penciptanya agar bisa  bertahan dalam segala cobaan, sebab manusia sadar tiada hari tanpa cobaan, tiada hari pula tanpa tantangan. Jika embun rahmat surgawi menetes setiap hari membasahi lubuk hatinya yang terdalam, daya hidup yang sudah ada dalam diri manusia akan bertumbuh semakin teguh tak tergoyahkan. Tuhan akan melakukan mujizat-Nya, yaitu jiwa yang mati akan hidup kembali, yang layu akan segar lagi dan jiwa yang sakit akan sembuh. Embun rahmat itu adalah embun terang, yang membuat segalanya kelihatan indah mempesona, baik dan segar (bdk Yes 26:7-9.12.16-19).

Tuhan Yesus menawarkan pemberian rahmat guna menguatkan kita di saat kita menghadapi tantangan. Dia mengundang kita kata-Nya: “Datanglah kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.......” (bdk Mat 11:28-30). Tuhan tahu segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, kelemahan dan kesusahan kita, dosa dan penderitaan batin kita. Ia juga tahu kita tidak mampu menghadapi semua itu dengan kekuatan sendiri. Ia pernah bersabda: Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Kita membutuhkan kuasa dari surga, berupa embun rahmat yang dikatakan dalam bacaan pertama di atas. Sangatlah bijaksana kalau kita menjawab undangan itu dengan rendah hati dan mau datang kepada-Nya.

Rumah tuan Nikolan dekat Gereja. Pada masa kecil ketika ayah ibunya masih hidup ia rajin ke Gereja bersama kedua orangtuanya. Sesudah mengecap pendidikan tinggi, memiliki pekerjaan dan hidup berkeluarga, ia lebih fokus pada urusan keluarga dan pekerjaannya. Meskipun dentangan lonceng Gereja masuk hingga ke telinganya ia memilih tidur lagi dan bangun pukul 06.00 pagi, mandi dan sarapan. Sesudah itu ia menyetir mobilnya sendiri ke kantor. Setelah beberapa tahun usahanya maju dan mengalir miliaran rupiah ke rekeningnya. Ia senang dan makin sibuk hingga mengabaikan semua kegiatan rohani bersama di lingkungan Gerejanya. Tahun 1998 ia mengalami musibah. Seluruh pabrik kainnya terbakar hingga tak satu mesin pun yang terluput, sebab alat pemadam kebakaran datang terlambat. Tuan Nikolan stress berat sebab ia harus berpikir untuk memulai semuanya usaha dari awal lagi.

Namun musibah itu mengingatkan dia akan kelalaiannya dalam hidup, lalai karena sudah lama sekali ia tidak bersyukur atas segala keberhasilannya. Ia lupa bahwa segala berkat yang dia terima selama ini adalah pemberian cuma-cuma dari Tuhan. Ia bertobat dan mulai membangun kembali usahanya sambil menjaga keseimbangan antara doa, ekaristi, sabda dan kerja. Ia pulih kembali setelah lima tahun dan ia tetap menjaga semangat tobatnya itu hingga ia dan istrinya memasuki masa akhir kehidupan mereka. Amin    

Adhitz Ads