Saling
menolong dan menasihati adalah sisi kecerdasan sosial dari hidup manusia. Dalam
dunia modern seperti sekarang ini, sisi ini harus mendapat perhatian utama jika
kita ingin maju dan meraih masa depan yang semakin lebih baik. Orang selalu
mengajak kita untuk bekerja sambil berjejaring – membangun relasi
dengan siapa saja agar kita saling menolong dan menasihati lalu bergandengan
tangan dalam mengejar cita-cita kita. Dalam hubungan dengan ini kebajikan utama
yang perlu dijaga adalah hidup dalam kasih persaudaraan.
Menurut
penulis Kitab Ibrani hari ini kasih persaudaraan baru bisa bertumbuh dan
berkembang jika kita memiliki semangat “membuka diri” atau dalam bahasa
penulis: “jangan keraskan hati” seperti
para nenek moyang Israel ketika berada di padang gurun dahulu. Orang yang keras
hati itu adalah ciri khas dari orang hatinya jahat, yang tidak percaya kepada
Tuhan dan sesama, yang sudah penuh dengan tipu daya dosa (Ibr 3:7-14). Dari pengalaman
orang Israel, mereka yang keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan, banyak sekali orang
yang tidak mencapai tanah terjanji karena tegar hati. Kitab Amsal bilang: orang
tegar hati selalu menyangka kehidupannya lurus ternyata ujungnya menuju maut (bdk
Ams 14:12). Orang yang tegar hati itu ibarat kambing yang bila ditarik ke depan
dia mundur tetapi bila diusir pergi dia datang. Karena itu penulis Ibrani
mengajak kita untuk: “saling menasihati
setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini".
Orang
kusta dalam Injil tanpa dinasihati siapa-siapa datang kepada Yesus. Dengan hati
terbuka ia memohon kepada-Nya agar mau menyembuhkan dirinya yang terkena penyakit
kusta mematikan. Permohonannya dikabulkan. Yesus menyembuhkan dia dan sesudah
sembuh ia pun pergi dengan sukacita (Mrk 1:40-45). Hati yang terbuka kepada
Tuhan dan sesama merupakan sebuah pintu masuk yang baik bagi karya Roh Kudus. Roh
Kudus akan bekerja sedemikian rupa membuka setiap pintu dan jendela surgawi dan
dari sana mengalirlah segala rahmat yang kita perlukan guna membantu kita untuk
bertumbuh dan berkembang serta menghasilkan buah-buah kebaikan menuju masa
depan yang lebih baik.
Orang
kusta itu telah mendapatkan apa yang dia rindukan yaitu kesembuhan jiwa raga
dari penyakit yang paling menakutkan. Renungan ini semoga menjadi nasihat bagi siapa
saja agar selalu mau membuka diri di hadapan Tuhan dan juga mau membuka jaring kerja
sama dengan orang lain.