Dinas pariwisata Israel hingga abad ini
mungkin termasuk dinas paling subur pendapatannya di dunia ini. Sebab setiap
tahun lebih dari belasan juta orang dari pelbagai belahan negara dunia datang
berwisata ke sana, khususnya mereka yang menggelar wisata rohani, kunjungan ke
tempat-tempat suci di mana Yesus pernah hidup dan berkarya. Walaupun penjagaan keamanan
di Israel sedemikian ketat dan penuh dengan cerita-cerita perang, namun keadaan
itu sama sekali tidak membuat orang kapok atau takut untuk mengunjungi negeri
itu. Daya tarik rohaninya begitu kuat karena satu hal yakni: tempat kelahiran
dan hidupnya Sang Juru Selamat Dunia, Yesus Kristus. Tempat di mana Allah
memenuhi janji-Nya atas bangsa terpilih. Atau juga tempat di mana nubuat Yesaya
terpenuhi: “Bangkitlah, menjadi
teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab
sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa;
tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa
berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit
bagimu” (Yes 60:1-3)
Ya, warta kelahiran Yesus Kristus berpuncak
pada pesta penampakan Tuhan yang kita rayakan hari ini. Yang mengesankan bagi
saya hari ini adalah isi nubuat Yesaya yang mengatakan: “Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja
kepada cahaya yang terbit bagimu”. Nubuat ini bukan diucapkan seminggu
sebelum kedatangan Penebus tetapi delapan abad sebelumnya ketika umat Israel masih
berada dalam penderitaan di negeri Babilon. Itu berarti Allah tidak pernah lupa
akan janji penebusan-Nya melalui manusia pertama, lalu diteruskan-Nya kepada
Abraham, Isaak dan Yakub dan orang-orang pilihan lainnya perjanjian lama. Allah
setia pada janji-Nya sebab Ia telah membuat rencana jangka panjang yang hebat
atas bangsa manusia melalui bangsa pilihan-Nya.
Nubuat Yesaya dalam bacaan pertama
tadi, pertama kalinya terpenuhi dalam kisah tiga orang majus dalam Injil hari
ini. Asal usul ketiga orang ini menurut sejarah dari negeri Persia. Ketiganya adalah
ahli perbintangan. Bintang yang mereka lihat dikenal sebagai bintang Natal. Rupanya
bintang itu sedemikian menarik dan mengobarkan semangat mereka untuk pergi
mencari Sang Juru Selamat yang baru lahir itu. Mereka benar dan bertemu dengan
Sang Bayi itu di kandang Betlehem (Mat 2:1-12). Perjumpaan yang menggembirakan
itu membuat mereka rela menyerahkan hadiahnya masing-masing: emas, dupa dan
mur. Emas melambangkan bayi Yesus yang
akan menjadi raja agung, dupa yang melambangkan Yesus akan menjadi imam agung
dan mur yang melambangkan bahwa Yesus akan mati untuk menebus dosa manusia.
Menurut gambaran orang Israel
kedatangan Sang Juru Selamat ini hanya untuk kepentingan bangsa Israel sendiri,
namun yang terjadi adalah untuk keselamatan seluruh bangsa manusia. St. Paulus dalam
suratnya menyatakan kebenaran itu: “Orang-orang
bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan
anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus
Yesus” (bdk Ef 3:2-3a.5-6). Kita memperoleh kemenangan penebusan ini karena percaya akan berita
Injil dan dengan demikian kita semua boleh datang untuk menyaksikan terang-Nya
yang menyelamatkan! Syukur dan pujian bagi Tuhan yang telah merencanakan segalanya
dengan sempurna sehingga kita bisa beroleh keselamatan dari pada-Nya! Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya.......