Ketika
para kaiser kafir dalam kerajaan Romawi berusaha untuk menghancurkan
kekristenan yang telah menyebar dalam kerajaan-Nya dengan cara menangkap,
menganiaya, menyiksa, membakar, memenggal kepalanya, memasukkan mereka ke
kandang binatang buas dan menyalibkannya, mereka berpikir dengan cara ini tak
lama lagi kekristenan akan lenyap tanpa bekas. Cara ini dipakai juga oleh
Saulus, ahli Taurat dengan para sengkuninya untuk menghancurkan kekristenan
pada awal bertumbuhnya di Yerusalem dan sekitarnya. Namun yang terjadi, kekristenan
semakin berkembang seperti bunga api merambat ke mana-mana. Gamaliel, salah
seorang ahli Taurat pernah berkata: “jika iman akan Yesus itu adalah kebenaran
dan datang dari Allah maka tak satu pun dari antara kita yang dapat melawannya,
bahkan kita bisa disebut melawan Allah”. Perkataan Gamaliel terbukti benar
ketika kerajaan Romawi yang menakutkan itu hancur berantakan. Pusat kekristenan
justru berdiri tegak di kota Roma hingga saat ini.
“Jikalau
kamu tahu bahwa Kristus itu benar, kamu juga harus tahu bahwa setiap orang yang
berbuat kebenaran lahir dari pada-Nya”, demikian kata St. Yohanes dalam
suratnya hari ini. Para martir yang telah memberi kesaksian dengan darah mereka
tahu dan percaya bahwa Kristus itu jalan, kebenaran dan hidup, maka mereka juga
tidak ragu untuk bertindak sesuai dengan kebenaran itu. Mereka mengakui kebenaran
itu melalui imannya dan mereka memberi kesaksian iman yang berasal dari
kebenaran itu juga. Karena itu setiap orang yang menaruh pengharapan ini
kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti suci adanya (bdk 1 Yoh2:29-3:6).
Kesaksian
St. Yohanes di atas tentu saja bukan kesaksian tanpa alasan. Ia sendiri telah
hidup bersama Yesus selama kurang lebih 3 tahun. Dia telah menyaksikan segala
yang dikerjakan Tuhan di tengah bangsa Israel hingga kebangkitan-Nya dari alam
maut. Semua itu ditulisnya dengan jelas dalam Injilnya. Dalam Injil hari ini ia
mengutip kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus. Suatu saat ketika Yesus datang
kepadanya di sungai Yordan, ia berkata: "Lihatlah
Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika
kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku,
sebab Dia telah ada sebelum aku”. Menurut hukum Taurat kesaksian dua orang
adalah syah. Semua kebenaran ini telah dipelihara dalam Gereja hingga saat ini.
Kalau bukan Kristus manusia tetap hidup dalam dosa, tetapi karena pengorbanan
Kristus manusia diselamatkan-Nya, maka berbahagialah orang yang percaya
kepada-Nya dan dibaptis.
Orang
yang dibaptis hidup akan mengenal kebenaran. Orang yang hidup dalam kebenaran,
dia menemukan jalan kepada kehidupan abadi. Dalam hidup abadi kita akan bersatu
dengan-Nya secara sempurna. Amin