Salah
satu kegembiraan khusus di tahun 1990-an, ketika bertugas di paroki Benteng Jawa,
Manggarai Timur, yaitu membuat jalan raya, guna membuka isolasi antara wilayah
stasi yang satu ke stasi yang lain termasuk ke paroki lain di utara. Pekerjaan ini
dilakukan bersama dengan pemerintah kecamatan, desa dan rakyat dari desa
masing-masing. Kerja sama ini sungguh mendatangkan kegembiraan tersendiri
karena sudah ada jalan raya dan kunjungan pastoral ke stasi-stasi dapat
dilakukan dengan sepeda motor atau mobil. Sebelumnya semua jadwal kunjungan pastoral
ke stasi hanya dilakukan dengan berjalan kaki atau berkuda. Adanya jalan raya ini serasa adanya hidup
baru. Masyarakat atau umat pun merasakan kegembiraan itu. Jika jalan baru
ini ditarik lurus atau disambung-sambung, maka panjangnya sekitar lebih dari 100 km.
Sehubungan
dengan karya keselamatan Yesus Kristus, surat kepada umat Ibrani hari ini
mencatat sebuah keyakinan bahwa “darah Yesus” yang tertumpah di kayu salib
telah membuka jalan dan hidup baru kepada setiap orang yang percaya. Sebab Ia
sendiri, berkat darah-Nya, telah membuka tabir kegelapan dosa, membersihkan
hati kita dari segala macam kejahatan dan menempatkan kita di jalan
keselamatan, jalan-Nya sendiri. Ia diangkat menjadi Imam Agung Abadi untuk
memimpin kita selamanya. Dengan ini Ia mendorong kita agar kita hidup dalam
kasih, sebagaimana Ia telah mengasihi kita secara sempurna (bdk Ibr 10:19-25).
Jika
kita hidup dalam kasih Kristus, maka hidup kita itu ibarat sebuah pelita bernyala
yang harus diletakkan di atas kaki dian guna menerangi seluruh ruangan. Pelita yang
bernyala itu lambang Kristus yang mengasihi. Kasih itu menjadikan hidup kita bukan
lagi sebagai milik kita sendiri, melainkan milik Tuhan dan sesama, yang harus
dipancarkan kepada semua orang di sekitar kita. Karena itulah Tuhan Yesus
bersabda: "Orang membawa pelita
bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan
supaya ditaruh di atas kaki dian”, guna memberi terang kepada semua orang
di sekitar kita (bdk Mrk 4:21-25)
Dengan
percaya kepada Yesus Kristus, hidup kita dipenuhi oleh sinar Ilahi-Nya, bukan
untuk kepentingan diri kita saja melainkan supaya kita memancarkan terang itu
kepada sesama kita. Oleh karya keselamatan-Nya, Yesus sudah membuka jalan dan
hidup baru bagi setiap pengikut-Nya, maka adalah hak dan kewajiban kita untuk
membuka jalan dan hidup baru bagi sesama kita juga, sehingga semakin banyak orang
yang dapat menemukan jalan dan hidup baru itu, yakni keselamatan sekarang dan
selamanya.